Ria Irawan menyetir sendiri mobil Teriosnya dari rumah di Lebak Bulus menuju mall Citos, Jakarta Selatan. Ia belanja, makan siang, lalu saat hujan deras ia menuju studio Global TV untuk tampil di acara Ada Ada Aja bersama Ayu Tingting dan Lula Kamal, beberapa waktu lalu.
Ria tidak terlihat murung atau lelah. Padahal, ia mengidap kanker gerah bening stadium 3. Akhir September 2014, ia menjalani operasi pengangkatan rahim di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Kanker di tubuhnya ternyata sudah menjalar ke indung telur, sehingga harus ikut diangkat.
Operasi yang diperkirakan 4 jam, molor sampai 6 jam. Diketahui, kanker sudah menjalar ke getah bening. Sudah stadium 3. Ria menjalani kemoterapi pertama 13 November 2014. “Gue pake BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Biayanya nol rupiah,” ujarnya.
Ria ikut program BPJS sekitar 2-3 bulan sebelumnya dan membayar iuran Rp 59.500/bulan (kelas 1); sekarang naik menjadi Rp 80 ribu/bulan. Tapi, kalau berobat harus antre? “Kalau antre memangnya kenapa? Gue sudah biasa. Sambil antre, gue bisa ngobrol sama pasien lain.”
Ria antre saat mendaftar ikut BPJS. Antre untuk mendapat surat rujukan ke rumah sakit. Antre lagi untuk mendapat tempat saat mau kemo. “Ternyata kemo nggak seperti kayak mau dibawa ke tukang jagal. Gue tiduran pake baju biasa. Tiduran persis kayak di salon. Obat kemo dimasukkan ke tubuh lewat selang infus,” ujarnya. “Tapi, gue nggak bilang kemo itu enak.”
Proses kemoterapi sekitar 6 jam. “Pasien lain gue lihat ada yang lebih cepat.” Saat kemo pertama, Ria hampir tidak merasakan efek samping berat seperti mual, muntah, pusing. Hanya, rambutnya sedikit rontok. Ada darah keluar dari hidung. Tapi, “Itu karena gue kurang makan buah. Mungkin juga waktu ngupil jari gue masuk kedaleman, sampai hidung terluka dan berdarah.”
Setelah konsultasi ke dokter, Ria mantap menjalani operasi pengangkatan rahim. Ia juga mantap ketika harus kemoterapi, yang dilanjutkan dengan terapi radiasi. Ria berharap hidupnya bermanfaat untuk orang banyak. Ia ingin berbagi pengalaman dan mengatakan bahwa siapa pun bisa kena penyakit kanker.
Sebelum ada BPJS, ia sudah keluar biaya sekitar Rp.1 milyar untuk berobat di dalam dan luar negeri. Ibaratnya, “Gue dulu nyari duit cuma buat berobat.” Bagi Ria, program BPJS adalah berkah. (jie)