Mata termasuk organ vital manusia, tercatat 83% informasi yang diterima berasal dari indera penglihatan. Sayangnya kasus kebutaan di Indonesia masih tinggi.
Tercarat sekitar 80 juta orang di dunia mengalami kebutaan, di mana sebagian besar sebenarnya dapat diselamatkan. “Di Indonesia angka kebutaannya berkisar 3% dari total penduduk. Sebagian besar (80%) karena katarak, dan sekitar 4,5% karena kerusakan kornea. Dua penyakit ini adalah yang paling mungkin direhabilitasi,” papar dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD., Ketua Bank Mata Indonesia.
Kerusakan kornea menyebabkan penglihatan tidak jernih lagi, dengan risiko terbesar kebutaan. Sayangnya kerusakan ini bersifat permanen, alias tidak bisa dipulihkan lagi. Hanya bisa diatasi dengan transplantasi kornea segar; yang diambil dari donor yang baru saja meninggal (< 6 jam).
Di Indonesia donor kornea masih menjadi ‘barang langka’ karena rendahnya jumlah pendonor. Data Bank Mata Indonesia menyebutkan saat ini baru sekitar 5-10% pasien kebutaan yang dapat menjalani operasi transplantasi kornea.
“Dalam 3 tahun terakhir rata-rata hanya 30-35 orang donor kornea,” tambah dr. Tjahjono. Untuk mengatasi hal itu, Indonesia mengambil kornea donor dari negara lain, seperti Filipina, Srilanka, India, Belanda atau dari Amerika Serikat.
“Mendonorkan kornea berarti memberikan kehidupan untuk orang lain. Yang perlu dipahami, hanya bagian kornea mata yang diambil bukan seluruh bola mata. Dengan teknologi saat ini satu kornea donor dapat diberikan untuk dua bola mata,” papar dr. Tjahjono dalam peresmian Lions Eye Bank Jakarta, RS Jakarta Eye Center, 30 Novemer 2017 lalu.
Ia menambahkan semua orang dapat menjadi donor kornea. Untuk menjadi pendonor kornea seseorang dapat mendatangi bank mata dan mengisi formulir disertai saksi dari keluarga. “Fungsinya untuk mengingatkan. Sehingga saat pendonor meninggal segera ada yang memberitahukan ke bank mata,” tambah dr. Tjahjono.
Dalam kesempatan yang sama dr. Sharita R. Siregar, SpM, Ketua Lions Eye Bank Jakarta, memaparkan setelah kornea donor diambil akan dilakukan pemeriksaan untuk melihat kualitas kornea dan risiko penularan penyakit berbahaya, seperti HIV, hepatitis atau sifilis.
“Namun bukan berarti jika kualitas kornea donor tidak bagus lantas tidak berguna. Tetap bisa dimanfaatkan untuk pergantian kornea yang sifatnya darurat, misalnya pada kasus infeksi kornea berat, sembari menunggu kornea lain yang kondisinya lebih baik,” ujar dr. Sharita.
Operasi Keratoplasty
Kerusakan kornea bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya infeksi, kelainan degenerasi, penyakit autoimun (sindroma Stevens-Johnson) atau konsumsi obat-obatan tertentu yang menipiskan lapisan kornea. Kerusakan kornea juga bisa diakibatkan karena tertusuk benda keras atau kecelakaan.
Transplantasi kornea dilakukan dengan menerapkan teknologi Lamellar Keratoplasty, di mana dokter dapat mempertahankan bagian kornea yang masih sehat dan hanya mengganti bagian yang rusak.
Teknik Lamellar Keratoplastyini terdiri dari dua jenis, yakni : Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) yang dipakai untuk mengganti sebagian besar lapisan kornea (depan sampai belakang). Dan, Descemets Stripping Automated Endothelial Keratoplasty (DSEK) untuk mengganti lapisan tipis kornea terdalam melalui lubang / sayatan kecil tanpa jahitan. (jie)