Mata minus atau miopia adalah salah satu kelainan refraksi mata yang banyak dijumpai, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Tapi waspadalah, pada mereka dengan minus tinggi, berisiko mengalami robekkan retina.
Pada mata minus atau rabun jauh cahaya yang masuk tidak bisa fokus mengenai retina, melainkan di depan retina. Hal ini disebabkan karena kornea terlalu cembung atau panjang bola mata terlalu besar. Penderita tidak bisa melihat obyek yang berjarak jauh.
Miopia dipengaruhi oleh faktor keturunan. Selain itu juga perilaku “tak ramah” mata, seperti kebiasaan menonton TV atau memandang layar komputer terlalu dekat, membaca buku pada ruangan remang-remang.
Besarnya keparahan miopia diukur dengan dioptri (D). Dikategorikan sebagai miopia rendah jika minus 0,5D – minus 3D, miopia sedang pada minus 3D – minus 6D, dan berat jika > 6D. “Pada penderita minus tinggi kemungkinan retina robek tinggi,” papar dr. Rita Polana, Sp.M., dari RS Pondok Indah, Jakarta.
Disebabkan adanya penipisan atau tarikan (stretching) retina pada penderita mata minus > 6D. Pada penderita minus progresif (karena faktor keturunan); di mana minus mata bertambah terus, robekkan retina dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Kapan terjadinya robekan, tidak sama untuk setiap orang. Itu juga kenapa ibu hamil dengan minus tinggi dianjurkan konsultasi ke dokter mata. Mengantisipasi ablasio (lepas) retina saat mengejan,” tambah dr. Rita dalam bincang-bincang bersama awak media tentang YAG Laser dan Fotokoagulasi laser, yang diadakan beberapa waktu lalu.
Robek atau lepasnya retina ditandai dengan pandangan mata tiba-tiba kabur, seperti ada kilatan cahaya, bintik / benang-benang hitam yang selalu bergerak, atau tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan.
Jika terjadi ablasio retina, dr. Rita menyarankan, tidur miring, tanpa bantal. Jika terjadi pada mata kanan, tidurlah miring ke kanan. Jangan berdiri jika tidak perlu. Tujuannya agar vitreous gel di mata tidak bocor ke luar. 80% jaringan mata terdiri dari gel.
“Segera lakukan operasi sinar laser untuk menempelkan kembali retina, supaya sel retina tidak mati. Ini adalah salah satu bentuk kegawatdaruratan kondisi mata,” tegasnya.
Cegah minus bertambah
Mata minus tidak dapat dicegah, namun progresinya dapat diperlambat, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Konsumsi makanan bergizi dan seimbang, terutama makanan berwarna. Sayur hijau banyak mengandung lutein dan zeaxanthin; pigmen kimia organik (karotenoid) yang banyak terkandung di mata. Wortel, kuning telur dan susu mengandung vitamin A. Ikan salmon, tuna atau lele tinggi omega 3 yang juga baik bagi kesehatan mata.
- Gunakan kacamata hitam dengan UV protector. Sinar ultra violet (UV)B yang terpancar pukul 10.00- 16.00 berbahaya tak hanya bagi kulit tapi juga bisa mengganggu kesehatan mata.
- Istirahatkan mata secara berkala saat beraktivitas dengan komputer / membaca, dengan cara memejamkan mata atau melihat ke kejauhan. “Untuk anak < 12 tahun maksimal 1 jam, kemudian istirahat ½ jam. Pada dewasa 2 jam di depan komputer, istirahat 15 menit,” tutup dr. Rita. (jie)