Olahraga memberi manfaat positif. Untuk mencegah neuropati, ada senam khusus yang dapat meningkatkan sensitivitas sistem saraf. Neuromove (senam neuropati) namanya.
Senam merupakan satu dari tiga jenis latihan aerobik, membuat denyut nadi naik-turun secara bertahap. Neuromove mengandung gerakan-gerakan dasar senam dan gerakan-gerakan khusus, seperti gerakan menyilangkan batang tubuh, koordinasi bola mata, tangan dan keseimbangan. Ada gerakan yang fokus pada gerakan peregangan, untuk menghindari cidera otot.
Neuropati saraf tepi adalah kerusakan sistem saraf tepi (menjulur dari sumsum tulang belakang ke organ). Gejala berupa kebas, kesemutan dan kram tanpa sebab. Jika dibiarkan dapat menyebabkan kelumpuhan organ dan penyusutan massa otot. Lebih 50% masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang berisiko neuropati, seperti mengetik di gadget dan komputer, mengendarai motor/mobil dalam waktu lama, duduk lama di posisi yang sama dan memakai sepatu hak tinggi.
Dr. Ade Tobing, SpKO, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan, latihan fisik dapat mengurangi keluhan neuropati. Senam neuropati bertujuan mengaktifkan sel-sel saraf. Latihan yang teratur dan terukur akan memperbaiki aliran darah di otot, jantung, paru dan otak. “Penelitian menunjukkan, ada penambahan sel baru di otak. Selnya makin banyak dengan diameter lebih lebar. Fungsi memori membaik. Senam ini juga baik untuk otak,” katanya.
Neuromove diawali dengan melakukan pemanasan, berupa peregangan dan gerakan aerobik. Peregangan yang benar, menurut dr. Tobing, tidak dengan “memantul-mantulkan” tapi menahan gerakan selama 6-15 detik, gerakan boleh diulang. Lama latihan 10-15 menit. Peregangan juga sebagai latihan kelenturan gerak (fleksibilitas).
Manfaat latihan fleksibilitas antara lain mengurangi ketegangan (membuat tubuh lebih rileks), meningkatkan lingkup gerak sendi, mencegah cidera otot, tendon dan ligamen. Membuat aktivitas berat menjadi mudah, memelihara kelenturan gerak (mencegah neuropati) dan membuat perasaan lebih baik.
Latihan dalam posisi berdiri tegak. Angkat lengan kanan lurus ke depan sejajar bahu, tekuk pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri, jari-jari menghadap ke bawan, tahan 8 hitungan. Bergantian pada lengan kiri. Gerakan lain dengan menyatukan dua telapak tangan di depan dada (seperti orang menyembah), turunkan perlahan sampai pusar, tahan 8 hitungan. Lalu putar tangan menghadap ke bawah, tahan 8 hitungan.
“Di usia >30 tahun, kelenturan paling cepat turun, dibanding ketahanan jantung-paru. Peregangan baiknya dilakukan setiap hari; kalau bisa tiap 2 jam. Dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri atau tiduran,” papar dr. Tobing dalam Media Workshop Pekan Neuropati 2016.
Latihan inti berupa latihan aerobik, guna meningkatakan ketahanan jantung - paru, melancarkan aliran darah, mencegah penyakit akibat kurang gerak dan meningkatkan kesehatan saraf. Bisa dilakukan 3-6x seminggu, selama 2 menit. WHO menyarankan berlatih aerobik 150 menit per minggu, dalam bentuk apa pun.
Ditambah gerakan khusus menyilangkan batang tubuh, seperti gerakan cross crawl untuk meningkatkan koordinasi otak kanan dan kiri. Lakukan gerakan lazy eight yang mengaktifkan bola mata. Caranya jempol membuat gerak angka 8 secara perlahan, bola mata mengikuti arah jempol. “Gerakan ini melatih kognitif, koordinasi, konsentrasi dan atensi kita,” papar dr. Tobing.
Jangan ketinggalan latihan keseimbangan, untuk melatih neuromuskuloskeletal (saraf – otot – tulang). Terakhir, lakukan pendinginan dengan mengulang latihan peregangan untuk mencegah cidera. (jie)