Yang dikhawatirkan dari penyakit diabetes adalah komplikasinya, terutama pada jantung dan pembuluh darah. Sekitar 75% diabetesi (penderita diabetes) diketahui memiliki hipertensi (tekanan darah tinggi) dan dislipidemia (kelainan lemak). Komplikasi bisa dicegah jika kadar gula darah terkontrol. Utamanya dengan memperbaiki pola makan, aktivitas fisik, dan obat jika perlu.
Penderita tidak boleh ngemil? Jangan khawatir. “Sebaiknya makan tetap 3x sehari dengan porsi yang tepat, dan 2x snack,” terang dr. Diana F. Suganda, MKes dari European Slimming Centre, Jakarta. Snack atau cemilan bisa berupa sayur / buah, atau snack khusus untuk diabetesi.
Misalnya susu khusus diabetes (SKD). “Susu khusus ini dibuat sedemikian rupa, sehingga mengandung energi sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh, agar kadar gula darah tetap terjaga,” tutur Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc atau biasa disapa Dr. Tati dari FKUI.
SKD mengandung karbohidrat, protein, lemak, laktosa, vitamin dan mineral yang sudah disesuaikan. “Biasanya juga mengandung serat tinggi dan diformulasikan bebas kolesterol,” ujar dr. Diana. Serat dapat mengurangi penyerapan glukosa di usus, sehingga baik bagi diabetesi.
Keistimewaan SKD yakni kandungan chromium picolinate. Chromium membantu meningkatkan efektivitas insulin; menjadikan molekukil insulin lebih sempurna sehingga lebih efektif mengatur gula darah.
Dikombinasi dengan picolinate untuk mempermudah tubuh menggunakannya. Di dalam tubuh, chromium berbentuk ion yang mempunyai muatan listrik sehingga sulit masuk ke sel.
Susu mengandung laktosa, yang akan diubah menjadi glukosa di dalam tubuh. “Namun laktosa (gula susu) diproses lebih lambat, sehingga baik untuk mengontrol gula darah dan menurunkan tingkat insulin,” dr. Diana menjelaskan.
Bosan minum susu? “Kebutuhan tubuh bukan hanya jumlah konsumsi energi. Variasi bahan dan tekstur makanan serta rasa dan cara penyajian / pemasakan, penting untuk kepatuhan aturan makan serta mencegah rasa bosan dan tersiksa,” kata Dr. Tati. Maka, silakan mengonsumsi jenis makanan lain yang bisa digunakan untuk pengaturan asupan energi bagi diabetesi. Misalnya kue atau bubur khusus diabetes.
Bisa berupa bubur gandum (oat) yang masih mengandung kulit ari (bran). Oat kaya akan serat (larut dan tidak larut), ditengarai dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan HDL. Sedangkan kue untuk diabetes biasanya mengandung serat, bebas gula dan kolesterol, dan berkalori rendah.
SKD maupun makanan lain khusus diabetes dapat dikonsumsi sebagai camilan atau pengganti sarapan / makan malam. Tentu, makanan padat dengan gizi seimbang tetaplah yang utama. Yang perlu diperhatikan, atur jarak antara konsumsi SKD dan/atau makanan khusus dengan makanan utama. “Beri jarak minimal dua jam,” ujar dr. Diana.
Selain itu, perhitungkan juga kandungan kalori dari tiap makanan yang dikonsumsi; jangan sampai melebihi total 1.500 kkal/hari. SKD mengandung 250 kkal/sajian, kue khusus sekitar 90 kkal/sajian. (nid)
Baca juga: