Negri kita amat kaya dengan berbagai tanaman obat. Ada tanaman yang ditengarai dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Seperti dikatakan dr. Hardhi Pranata, Sp.S, MARS, dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), “Herbal dapat digunakan untuk terapi penyakit degeneratif seperti diabetes.” Sayangnya, penelitian mengenai herbal masih sangat terbatas sehingga banyak yang belum teruji secara klinis.
Salah satu herbal yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan diabetes yakni Gymema sylvestre, yang khasiatnya dalam menurunkan kadar gula darah telah dibuktikan sejak tahun 1920 melalui penelitian. Keistimewaan tanaman ini, dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada kasus diabetes mellitus (DM) tipe 1 mau pun tipe 2.
Kayu manis (Cinnamon zeylanicum) mengandung berbagai senyawa aktif seperti cinnamic aldehyde, coumarin dan cholin. Menurut Prof. Dr. H. Sumali Wiryowidagdo, Apt dari FMIPA UI, kayu manis dapat meningkatkan sensitivitas insulin terhadap perubahan karbohidrat, sehingga dapat menstabilkan kadar gula darah.
Studi di Pakistan menunjukkan, kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah, trigliserida dan kolesterol LDL pada pasien DM 2. Herba berbau harum ini juga ditengarai dapat membantu menurunkan HbA1C. Pemakaian jangka panjang relatif aman.
Menurut dr. H. Arijanto Jonosewojo, Sp.PD dari RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, “Herbal seperti sambiloto dapat membantu menstabilkan kadar gula darah.” Berdasarkan penelitian oleh Elin Yulinah, dkk (2001) dari ITB, ekstrak etanol pada tanaman ini dapat menurunkan kadar gula darah pada hewan uji.
Penggunaan mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) dalam jangka panjang juga dapat menurunkan kadar gula darah, serta menjaga kestabilan tekanan darah. Kandungan vitamin C dan antosianinnya berperan sebagai antioksidan, sehingga turut melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas.
Riset di berbagai negara menunjukkan, pare (Momordica charantia L.) dapat menurunkan kadar gula darah pada hewan uji yang sehat mau pun yang dibuat sakit gula dengan menghalangi penyerapan gula di usus. Diduga, pare memiliki komponen yang menyerupai obat antidiabetes sulfonylurea, yang menstimulasi sel beta pankreas memroduksi insulin lebih banyak, dan meningkatkan cadangan glikogen di hati.
Berdasarkan penelitian Noor H. dan Ashcroft S.J. dari John Radcliffe Hospital, Inggris, brotowali (Tinospora crispa) dapat memperbaiki toleransi glukosa setelah penggunaan selama dua minggu. Ekstrak brotowali sebesar 50 mg/kg BB dapat meningkatkan kadar plasma insulin.
Tanaman lain yang sering digunakan yakni jinten hitam atau black seed (Nigella sativa). Herbal yang dikenal sebagai habatus saudah ini telah digunakan sejak zaman Rasulullah SAW, mengandung asam amino esensial arginin. Ini merupakan nutrisi spesifik yang merangsang regenerasi sel-sel pankreas yang rusak. (nid)
Baca juga: