Black cohosh yang banyak dijumpai di Amerika Utara, dikenal sebagai sumber fitoestrogen. Tak heran bila tanaman ini kerap digunakan untuk membantu mengatasi keluhan yang berhubungan dengan penurunan kadar hormon estrogen. Efek black cohosh meringankan gejala menopause telah dibuktikan dalam studi, dan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti terapi sulih hormon (TSH).
Black cohosh (Cimicifuga racemosa) termasuk familia Ranunculaceae, tumbuh liar di pinggir hutan, tampak hijau sepanjang tahun. Secara tradisonal, tumbuhan ini biasa digunakan sebagai pereda kram saat haid.
Estrogen
Estrogen merupakan hormon penting bagi perempuan. Siklus haid dipengaruhi hormon ini. Estrogen juga berguna dalam menjaga kuantitas cairan serviks dan vagina. Memasuki masa menopause, kadar hormon estrogen menurun. Kadar hormon-hormon lain juga mengalami perubahan.
Perubahan hormonal ini menyebabkan keluhan. Bisa bersifat psikis, seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, tak bersemangat dan susah tidur. Keluhan lain hot flashes, berkeringat di malam hari, kedinginan dan sakit kepala.
Efek black cohosh meringankan gejala menopause
Black cohosh mengandung asam fukinolat, triterpen glikosida (termasuk aktein dan cimicifugosoda), alkoloid, flavonoid dan tanin. Cara kerjanya belum diketahui pasti. Diduga, kandungan asam fukinolat memiliki aktivitas estrogenik. Beberapa studi mengonfirmasi black cohosh dapat meredakan itu. Penelitian di Jerman menemukan, black cohosh meningkatkan kekuatan fisik dan psikis, ditunjukkan dengan pengurangan hot flashes, gelisah, keringat malam dan vagina kering.
Studi pada 120 perempuan yang mengalami gejala menopause, black cohosh lebih efektif meredakan hot flashes dan keringat malam dibanding obat antidepresan (Prozac). Jurnal di University of Maryland Medical Center mengutip berbagai penelitian bahwa black cohosh aman dan lebih efektif, sebagai terapi alternatif pada wanita yang tidak bisa / tidak menginginkan terapi hormonal. Riset tahun 2010 menemukan, black cohosh mengurangi hot flashes dan keringat malam sampai 26%.
Di Eropa, black cohosh digunakan untuk mengatasi hot flashes dan gejala-gejala menopause lainnya. Komisi Pengawas Obat-obatan dan Peralatan Kedokteran Jerman menyetujui penggunaan black cohosh secara terbatas (tidak lebih dari 6 bulan), untuk meredakan gejala-gejala menopause, sindrom pra haid (PMS) dan dymenorrhea (kram haid).
Sejauh ini, belum ditemukan interaksi black cohosh dengan obat-obatan. Pada perempuan hamil dan menyusui, black cohosh yang tersedia sebagai obat herbal dan suplemen, harus dengan pengawasan dokter. (jie)