Informasi Vaksin Pencegah Pneumonia
Vaksin Pneumnoia

Vaksin Pencegah Pneumonia

Pneumonia (infeksi/radang paru) bisa karena infeksi bakteri, virus atau jamur. “Bakteri yang paling banyak menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia dan H. influenza tipe B (HiB),” terang Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A., M.Sc dari RS Hasan Sadikin, Bandung, dalam diskusi di Jakarta beberapa waktu lalu. Pneumonia berat pada anak, 50% disebabkan S. pneumonia (pneumokokus), 20% oleh HiB dan 30% akibat infeksi virus dan jamur.

Secara alamiah, pneumokokus dan HiB hidup di hidung dan tenggorokan (nasofaring), tanpa menyebabkan gangguan. Begitu daya tahan tubuh menurun, bakteri bisa berpindah ke tempat lain, misalnya paru-paru, dan menyebabkan pneumonia.

Vaksinasi dapat melindungi anak dari pneumonia. “Vaksin yang berhubungan dengan pneumonia itu pertusis (dari DPT), campak, HiB dan pneumokokus,” ujar Prof. Cissy. Vaksinasi juga bisa mengurangi jumlah kuman di nasofaring. Bila diberikan sesuai program dan dilakukan booster (penguat), proteksi yang dihasilkan vaksin sangat baik.

Campak bisa menimbulkan komplikasi berupa pneumonia. Virus ini menghambat sistem imun dan menyebabkan paru-paru meradang, sehingga terjadi infeksi sekunder; pneumokokus dan HiB di nasofaring mudah masuk ke paru-paru dan menginfeksi. Beri si kecil vaksin campak pada usia 9 bulan, lalu booster saat di kelas 1 SD, melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

Pertusis (batuk) rejan atau batuk 100 hari, kini kembali banyak ditemukan di Indonesia. Berdasar jadwal IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin dasar DTP diberikan saat anak berusia 2-3-4 bulan, lalu booster ketika anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.

Jadwal vaksinasi dasar HiB sama dengan DTP, dan booster satu kali di usia 15-18 bulan. Di Posyandu, digunakan vaksin yang mencakup 5 vaksin sekaligus (vaksin pentavalen): DTP, HiB dan hepatitis B. Gratis.

Vaksin pneumonia belum masuk program pemerintah, sehingga harus dibayar sendiri. Ada vaksin PPV yang melindungi dari 23 strain, “Itu untuk usia dua tahun ke atas. Sedangkan pneumonia banyak pada bayi usia di bawah satu tahun. Perlu vaksin yang bisa diberikan lebih cepat,” papar Prof. Cissy.

Dibuatlah vaksin PCV (konjugasi); ada PCV 10 yang melindungi dari 10 strain pneumokokus, dan PCV 13 yang melindungi dari 13 strain. Vaksin dibuat berdasar strain yang paling sering menyebabkan pneumonia. PCV diberikan di usia 2-4-6 bulan, dan booster di usia 12-15 bulan. Sebagai informasi, ada 90 strain pneumokokus.

Sedang dikembangkan vaksin pneumokokus whole cell, yang bisa melindungi dari semua strain, kini sedang diujicoba di Kenya. Vaksin juga akan diujicoba di Indonesia, dan direncanakan masuk ke program pemerintah, sehingga bisa gratis. (nid)