Selepas masa ASI (air susu ibu) eksklusif 6 bulan, bayi mengalami masa krusial: status gizinya turun. Makanan pendamping yang mutunya jelek berdampak pada tumbuh kembang si kecil. Berbagai jenis sumber pangan asli Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai makanan pendamping ASI (MPASI). Misalnya ubi ungu. Tidak hanya mengandung karbohidrat, ubi ungu juga kaya akan mikronutrisi seperti vitamin, mineral dan senyawa fitokimia (zat kimia tumbuhan) yang berfungsi sebagai antioksidan.
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, menjelaskan, ubi ungu kaya serat. Di dalam usus, serat tidak tercerna dan berperan sebagai prebiotik atau makanan bagi bakteri baik. Ubi ungu juga sumber vitamin seperti vitamin A, C, dan vitamin B. Dalam 100 g ubi ungu terkandung sekitar 7700 mg vitamin A, mengalahkan nilai vitamin A pada tomat dan bit.
Kandungan mineral dalam ubi ungu antara lain besi, fosfor, kalsium, zinc (seng), selenium dan yodium. Keistimewaannya dibandingkan ubi jenis lain, pigmen ungunya mengandung antosianin lebih tinggi daripada ubi lain. “Ubi ungu dibandingkan ubi kuning dan ubi jalar biasa mengandung antosianin 110,51 mg : 4,56 mg : 0,06 mg. Betakaroten 9900 mkg : 2900 mkg : 260 mkg,” papar Prof. Ali.
Antiosianin merupakan antioksidan kuat yang bersifat antikanker dan antibakteri. Prof. Ali menambahkan, antosianin dan kandungan non glutennya sesuai untuk penderita alergi gluten. Antosianin juga berperan untuk mendukung keseimbangan bakteri di pencernaan.
Untuk makanan pendamping ASI, saran Prof. Ali, kukus ubi ungu, lalu lumatkan (diblender) dan campur dengan susu (bisa ASI atau susu bubuk) atau hati ayam sebagai sumber protein. Mengonsumsi ubi ungu termasuk dalam penerapan diet pelangi, yakni memasukkan sumber pangan berwarna-warni, baik sayur, buah atau umbi sebagai sumber antioksidan. Makanan lain yang bisa diberikan misalnya bayam, labu kuning, wortel, brokoli, pisang, apel atau alpukat.
Orangtua yang tidak punya cukup waktu dapat mengunakan MPASI kemasan. “Semua MPASI kemasan sudah dipastikan tidak mengandung pengawet, pewarna dan penambah rasa. Jadi aman diberikan pada bayi,” tambah Prof. Ali. (jie)