Stimulasi Otak Sejak Dini (Bagian 1) | OTC Digest
stimulasi_otak_sejak_dini

Stimulasi Otak Sejak Dini (Bagian 1)

Orangtua pasti ingin anak terlahir sehat dan cerdas. Selain genetik, faktor luar berupa nutrisi dan stimulasi sangat berpengaruh. Memberi nutrisi dan stimulasi yang baik sejak anak masih dalam kandungan, sangat membantu perkembangan otaknya. Lebih jauh mengenai hal ini, Hanida Syafriani berbincang dengan dr. Uf Bagazi, Sp.OG dan dr. Attila Dewanti, Sp.A(K) dari Brawijaya Women & Children Hospital, Jakarta.

 

Upaya apa yang bisa dilakukan agar anak cerdas?

Dr. Uf: Unsur genetika adalah salah satu faktor utama yang harus kita pertimbangkan. Kedua, unsur lingkungan dan rangsangan yang diberikan, lalu kecukupan nutrisi. Kebutuhan nutrisi harus tercukupi sejak dalam kandungan hingga anak lahir sampai usia balita.

Kehamilan harus dipersiapkan. Nutrisi asam folat perlu diberikan tiga bulan sebelum hamil. Sejak awal, ibu harus dalam kondisi sehat; tekanan darah normal, proporsi tubuh normal, dan dilakukan pemeriksaan serviks (leher rahim), payudara, dan lain-lain. Sebelum menikah sebaiknya dilakukan cek laboratorium, untuk melihat faktor risiko yang bisa memengaruhi  kehamilan.

Awal kehamilan hingga usia 8 minggu adalah saat yang krusial; organ terbentuk pesat dan terutama terjadi pembentukan saraf pusat. Bila ibu kurang nutrisi seperti folat, atau mengonsumsi makanan yang bersifat racun seperti merkuri, bisa terjadi cacat pada janin. Untuk itu, sebaiknya hindari makan ikan laut yang kandungan merkurinya tinggi seperti salmon atau tuna.

Asupan zat besi harus cukup; bila terjadi anemia, asupan oksigen ke otak janin akan rendah. Tekanan darah ibu harus dipantau, agar bila terjadi pre/eklamsia segera terdeteksi karena kondisi ini akan menyempitkan pembuluh darah, sehingga nutrisi yang masuk ke tubuh ibu mau pun dari ibu ke bayi lebih rendah.

Yang juga penting yakni DHA, AA, ARA. Menurut penelitian, asupan DHA dapat meningkatkan kecerdasan bayi secara signifikan; volume otak janin akan meningkat secara signifikan. Jangan kaget bila ibu cukup mengonsumsi DHA, saat pemeriksaan USG dokter mengatakan lingkar kepala janin besar. Itu bisa karena unsur genetik, bisa karena DHA. Bila tidak ada kelainan, disyukuri saja karena itu berarti volume otaknya besar.

 

Stimulasi apa yang dapat diberikan?

Dr. Uf: Janin usia 6 bulan, sudah bisa merasakan. Bisa mendengar, berinteraksi dan merespon. Dianjurkan untuk memulai stimulasi; berbicaralah atau bernyanyilah untuk. Sebenarnya, sejak awal kita bisa berbicara kepada janin, tapi 6 bulan adalah saat yang dianjurkan karena janin sudah bisa berinteraksi.

Penelitian menyebutkan, mendengarkan musik klasik Mozart dapat meningkatkan IQ (intelligence quotient) anak. Mozart diputar berulang-ulang, setiap hari, sesuai urutan lagu dari 1-10; jangan memutarnya secara acak. Bisa dibacakan cerita, perdengarkan ayat-ayat suci Al-Quran bagi umat muslim, atau apa saja untuk menunjang perkembangan otaknya. Dengan stimulasi, janin mendapat memori yang baik sehingga di masa depan ia bisa mendapat solusi memecahkan masalah dan memutuskan sesuai usianya. Lebih baik bila disertai asupan DHA, omega 3 dan lain-lain.

Bersambung ke bagian 2

______________________________

Ilustrasi: ConexaoCabeca / Pixabay.com