nutrisi untuk anak usia prasekolah

Nutrisi Untuk Anak Usia Prasekolah

Anak usia prasekolah (3-5 tahun) merupakan masa di mana mereka sudah semakin aktif dan banyak belajar hal baru. Mendukung keaktifannya, anak di usia ini memerlukan nutrisi yang tepat untuk menunjang tumbuh kembang maksimalnya.

Anak usia prasekolah mulai mengembangkan kemampuan bahasa, kognitif, motorik, sosial dan emosionalnya. Dukungan nutrisi mutlak diperlukan terutama terkait perkembangan kognitifnya, di mana menurut Daniel Engster dari Baker Institute for Public Policy of Rice University, akan terus berkembang pesat hingga mencapai 90% sampai usia lima tahun.

Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang memiliki persepsi keliru tentang kebutuhan nutrisi anak prasekolah. Tidak jarang orangtua beranggapan bahwa anak sudah tidak membutuhkan perhatian khusus untuk asupan nutrisinya.

Mereka menganggap, menu makan anak bisa disamakan dengan orang dewasa karena dianggap anak sudah semakin besar dan terlihat baik-baik saja.

Dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK, menjelaskan penyebab masalah nutrisi anak paling umum adalah karena ketidaktahuan orangtua tentang kebutuhan nutrisi dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak.

Meskipun selalu menyiapkan makanan secara teratur, tidak jarang orangtua kurang memperhatikan apa saja dan berapa banyak nutrisi penting yang dibutuhkan di setiap tahapan usia anaknya.

“Bagi kebanyakan orangtua, selama anak mau makan dengan lahap serta anak terlihat sehat dan aktif, itu sudah lebih dari cukup,” katanya kepada OTC Digest, Jumat (17/6/2022).

“Akibatnya, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak tidak cukup untuk mendukung tumbuh kembang maksimalnya. Jadi, agar anak tumbuh maksimal, orangtua harus bisa memenuhi kelengkapan nutrisi sesuai tahapan usianya, termasuk pada saat anak memasuki usia prasekolah.”

Selaras dengan pendapat tersebut, dr. MN Ardi Santoso, MKes, SpA, menjelaskan anak usia prasekolah, 80% kognitif anak berkembang pesat, terutama dalam lonjakan kosakata.

Menginjak usia 5 tahun perkembangan kognitif semakin pesat bahkan mencapai 90%. “Sehingga kebutuhan nutrisi penting untuk perkembangan maksimal kognitif seperti omega-3 (DHA) masih sangat dibutuhkan,” terang dr. Ardi.

Namun, penelitian Neufingerl, et al (diterbitkan di British Journal of Nutrition 2016) menunjukkan bahwa 8 dari 10 anak berusia 4-12 tahun di Indonesia, masih kekurangan asupan omega-3.  “Padahal dengan kemampuan kognitif yang optimal dapat membantu anak usia prasekolah untuk mulai belajar hal baru,” tukas dr. Ardi.

Jangan hanya lihat porsi makan

Tidak terlengkapinya nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan kognitif dapat membuat tumbuh kembang anak menjadi terhambat.

Untuk itu, orangtua jangan hanya melihat dari porsi makanan yang dikonsumsi anak, tapi juga harus memperhatikan kualitas asupan nutrisinya.

Dr. Dian menguraikan untuk mendukung tumbuh kembang anak usia prasekolah, pastikan mereka mendapat energi yang cukup dari sumber makanan yang kaya karbohidrat dan lemak. Selain itu, juga membutuhkan nutrisi untuk perkembangan otaknya seperti omega 3 (DHA), omega 6 dan zat besi.

“Bukan hanya itu, setidaknya ada beberapa nutrisi lainnya yang harus dipenuhi oleh anak-anak setiap harinya, mulai dari protein, lemak sehat, kalsium, vitamin C dan D  yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang, dan gigi serta mengatur fungsi syaraf dan jaringan otot,” terangnya.  

Penelitian Clark, D. C, dkk, menunjukkan selain memperhatikan menu makan dengan gizi seimbang, zat-zat gizi khusus juga bisa diberikan lewat susu pertumbuhan terfortifikasi.  (jie)