Mengenalkan Kata, Menstimulasi Otak Anak
kenalkan bentuk kata

Mengenal Kata, Menstimulasi Otak

Mengenalkan kata-kata, penting bagi si kecil. “Pemberian nutrisi saja tidak cukup. Perlu stimulasi,” ujar Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi ,dari FK Universitas Indonesia. Stimulasi merangsang semua fungsi indra anak, sehingga dapat berkembang optimal.

Mengenalkan kata kepada anak, bisa dilakukan dengan cara sederrhana. Kata Dr. dr. Soedjatmiko, “Duduk berhadapan dengan si kecil.Perkenalkan bentuk kata sederhana yang sering digunakan sehari-hari, seperti: mama, papa, susu, minum. Gunakan kartu yang ditunjuk oleh ibu, lalu dibacakan. Terakhir, si anak dipeluk.” 

Menurut Dr. dr. Soedjatmiko, kegiatan ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Anak perlu stimulasi. "Fungsi penglihatan dengan melihat tulisan, fungsi pendengaran dengan cara ibu membacakan kata-kata. Fungsi kasih sayang dengan memberi pelukan. Itu semua sangat diperlukan," tuturnya. Stimulasi bisa dilakukan pada anak usia 12-18 bulan. Tujuannya untuk menstimulasi indra anak, bukan untuk mengajari atau menilai kemampuan anak membaca.

Sebuah disertasi doktoral melakukan penelitian pada 80 anak sehat usia 12-18 bulan dengan riwayat normal, tidak ada gangguan pendengaran, penglihatan, perkembangan dan anemia. Ibu diminta melakukan stimulasi, dengan cara menunjuk dan membacakan 15 kata. Diulang 3x sehari dengan istirahat 15 menit, dilakukan 4 hari/minggu, selama 9 minggu. Setiap hari, kata diganti secara bertahap hingga mencapai 60 kata. Pada kelompok kontrol, stimulasi hanya dilakukan selama 1 minggu yakni di minggu 9 penelitian, saat ujian mengenal kata.

Hasilnya, tampak perbedaan signifikan antara kelompok stimulasi dan kelompok kontrol pada kadar Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). BDNF adalah protein dalam darah, yang menunjukkan aktivitas otak. Peningkatan BDNF berdampak pada perangsangan transmisi di sinaps (percabangan yang menghubungkan sel otak satu dengan lainnya, untuk menghantarkan sinyal kimia atau listrik). Pada akhirnya menambah jumlah dan kepadatan sinaps. Semakin padat/ruwet sinaps dalam otak si kecil, berarti dia semakin pintar.

 “Stimulasi terbukti meningkatkan nilai bahasa reseptif (menyimak dan membaca), kondisi emosi-sosial, serta kemampuan anak mengenal kata,” ungkap Dr. dr. Soedjatmiko. (jie-nid)