Kenali Gejala Dini Kanker Anak | OTC Digest

Kenali Gejala Dini Kanker Anak

Kanker atau tumor ganas merupakan pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali, selain itu sel tumor ini tidak bisa mati selayaknya sel normal. Menurut Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDi) tahun 2005-2007, perkiraan angka kejadian kanker anak (0-17 tahun) adalah 9 per 100.000 anak. Pada usia balita angka kejadiannya lebih tinggi yakni 18 per 100.000 anak, sedangkan usia 5-14 tahun sebanyak 10 per 100.000 anak.

Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak umumnya lebih sulit diketahui karena anak-anak belum mampu mengemukakan apa yang dirasakan. “Pada tahun 1950 angka harapan hidupnya hanya 20%, sekarang bisa sampai 84%,” papar dr. Marurul Aisyi, SpA(K), Konsultan Hematologi Onkologi Anak RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Ia menambahkan kanker pada anak sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, lebih banyak dipicu oleh faktor genetik – sehingga bahkan bisa menyerang bayi usia <1 tahun, misalnya pada leukemia kongenital.

“Faktor keturunan hanya berperan 10%, demikian pula lingkungan,” imbuh dr. Aisyi, dalam acara bertema Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak, yang berlangsung di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (16/10/2018).

Jumlah penderita kanker anak sekitar 3-5% dari seluruh penyakit kanker. Setiap tahun lebih dari 175.000 anak di seluruh dunia terdiagnosa kanker, dan sekitar 90.000 di antaranya meninggal dunia.

Tingginya angka kematian yang mencapai 50-60% disebabkan sebagian besar penderita datang terlambat; sudah dalam stadium lanjut. “Padahal sebenarnya respon terapi kanker pada anak lebih baik dibanding pada orang dewasa. Karena paparan lingkungan yang belum banyak merusak di tingkat seluler, seperti halnya pada orang dewasa,” terang Kepala Divisi Penelitian, RS kanker Dharmais, ini.  

Dalam kesempatan yang sama dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI menjelaskan identifikasi gejala dini kanker anak merupakan kunci keberhasilan pengendalian kanker pada anak.

Apabila anak dicurigai terkena kanker, maka orangtua harus segera membawanya ke puskesmas, rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Biasanya orangtua melakukan pengobatan alternatif dulu, baru setelah tidak sembuh membawanya ke dokter. Langkah ini biasanya berakibat buruk, karena menunda pengobatan. Boleh melakukan pengobatan alternatif tapi jangan lupakan pengobatan medis yang utama,” terang dr. Putri.

Gejala dini

Terdapat enam jenis kanker yang sering menyerang anak-anak. Berikut beberapa gejala yang sering muncul.

Leukemia. Penyakit ini merupakan kanker tertinggi pada anak (2,8 per 100.000 anak). Merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Gejala leukemia antara lain pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan turun.

Disertai dengan demam tanpa sebab yang jelas, dan ada perdarahan spontan atau perdarahan di kulit (ditunjukkan dengan bercak-bercak merah di kulit). Leukemia bisa menyebabkan pembengkakan hati atau limpa (perut membesar), pembesaran kelenjar getah bening di leher, testis atau gusi.

Jika menyebar ke tulang membuat nyeri tulang, yang ditandai dengan anak tidak mau berdiri atau berjalan, lebih nyaman digendong.

Retinoblastoma. Merupakan tumor ganas primer di mata yang sering dijumpai pada anak di bawah 5 tahun. Gejala yang ditimbulkan berupa manik mata berwarna putih, atau seperti ada bayangan putih di bagian tengah mata.

Tanda lain berupa mata kucing (mata bersinar kekuningan di tempat gelap), mata merah, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata dan penglihatan buram.

“Jika terdeteksi di gejala awal mata kucing, harapan kesembuhannya bisa sampai 80%,” tutur dr. Aisyi.

Osteosarkoma. Merupakan kanker tulang yang hanya terjadi di tulang tungkai dan lengan. Lebih kerap menyerang anak laki-laki yang tinggi, usia sekitar 10-15 tahun.

Kanker ini ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas. Terjadi pembengkakan, kemerahan dan teraba hangat di area tulang yang nyeri. Terjadi patah tulang setelah aktivitas rutin, bahkan tanpa didahului cedera.

Gerakan menjadi terbatas pada bagian yang terkena kanker, nyeri menetap di punggung, demam, cepat lelah, berat badan turun dan pucat merupakan tanda-tanda lainnya.

Limfoma maligna. Ini adalah keganasan di jaringan getah bening yang bersifat padat. Gejala yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha dan ketiak, dengan tanpa rasa sakit/nyeri.

Penderita mungkin mengalami sesak napas, saluran pencernaan tersumbat, demam, keringat malam, lemah, lesu, nafsu makan berkurang dan berat badan turun drastis.

Karsinoma nasofaring. Penyakit ini merupakan tumor ganas di daerah antara hidung dan tenggorok. Gejala dini yang perlu diwaspadai adalah ingus yang bercampur darah, pilek dan air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung, nyeri telinga dan rasa penuh di telinga.

Neuroblastoma. Yakni tumor embrional dan sistem saraf simpatis yang berasal dari cikal bakal jaringan saraf.

Gejalanya seperti perdarahan sekitar mata dan mata menonjol, nyeri tulang, perut terasa penuh dan diare, kelopak satu sisi mata turun, kontraksi pupil, mata kering, pembengkakan leher, lumpuh dan gangguan fungsi kandung kemih/usus. (jie)