Masa kanak-kanak adalah waktu dimana pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Namun, seringkali orangtua tidak menyadari ketika buah hatinya mengalami keterlambatan perkembangan.
Laura E, dkk, dalam Stunting, Wasting and Micronutrient Deficiency Disorder menjelaskan salah satu penyebab tumbuh kembang anak terlambat adalah karena asupan nutrisi yang tidak memadai; menyebabkan gangguan pertumbuhan atau penyakit kronis.
Saat ini, di seluruh dunia, terdapat sekitar 149 juta anak yang mengalami pertumbuhan yang terhambat di bawah usia lima tahun dengan 6,3 juta di antaranya adalah balita Indonesia.
Apa Itu Catch-Up Growth atau Kejar Tumbuh Kembang Anak?
Kurang gizi atau biasa disebut dengan malnutrisi merupakan penyebab utama pertumbuhan terhambat pada anak-anak.
Pertumbuhan terhambat dapat diidentifikasi secara cepat dengan memberikan nutrisi yang cukup, anak-anak dapat mengalami lonjakan pertumbuhan setelah pemulihan nutrisi yang dikenal sebagai catch-up growth atau pertumbuhan terhambat.
Riset B Boersma, dari Department of Pediatrics, Leiden University Hospital, menegaskan hal tersebut membantu anak-anak mendapatkan kembali jalur pertumbuhan awal mereka. Anak-anak yang mengalami pertumbuhan terlambat seringkali membutuhkan tambahan kalori, protein dan mikronutrien.
Nutrisi tersebut memiliki dua tujuan – tidak hanya mengisi kembali apa yang hilang selama periode asupan yang tidak memadai, tetapi juga membantu mendukung pertumbuhan lebih lanjut.
Mendorong pertumbuhan anak yang sehat dan menyeluruh
Nutrisi yang tepat dapat menyediakan komponen penting yang memungkinkan anak untuk tumbuh, belajar dan berkembang – dalam periode awal pertumbuhan hidupnya.
Tanpa nutrisi yang tepat, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terganggu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan risiko defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, penurunan kesehatan tulang, dan massa otot.
Dr. Prawira Winata, Head of Medical Affairs, Abbott's Nutrition di Indonesia berbagi tips bagaimana seseorang dapat memastikan tumbuh kembang anak dengan kebiasaan-kebiasaan sehat seperti berikut ini:
- Ukur dan pantau tinggi badan anak. Mulailah dengan memantau pertumbuhan anak secara teratur, terutama untuk anak usia 2 - 6 tahun. Dianjurkan untuk mengukurnya setiap tiga bulan, dan orang tua dapat memilih untuk menggunakan alat bantu seperti buku harian pertumbuhan atau tracker. Hal ini dapat membantu dalam mendeteksi dini kekurangan pertumbuhan.
- Dorong anak-anak untuk makan dengan benar. Untuk mendukung pertumbuhan holistik, berikan makanan seimbang seperti sereal, kacang-kacangan, susu, daging, buah-buahan, dan sayuran setiap hari. Untuk anak-anak yang rewel dan pilih-pilih makanan, pertimbangkan untuk menggunakan suplemen makanan.
- Libatkan dalam aktivitas perncanaan makanan. Melibatkan anak-anak ketika berbelanja, merencanakan menu makan, dan memasak untuk meningkatkan minat mereka dalam memakan makanan yang telah mereka siapkan. Buatlah makanan lebih menarik dengan menggunakan pemotong kue untuk membuat bentuk-bentuk yang menarik dengan buah-buahan dan sayuran seperti apel dan mentimun, atau sajikan berbagai macam makanan yang berwarna-warni untuk sarapan dan makan malam.
- Motivasi si kecil untuk aktif secara fisik: Tetapkan jadwal bermain yang seimbang bagi anak-anak untuk membatasi waktu di depan layar. Motivasi anak-anak untuk menerapkan hari 'bebas gawai' seperti pada hari libur yang mendorong mereka untuk menghabiskan waktu bersama seluruh keluarga. Pastikan anak-anak melakukan minimal tiga jam aktivitas fisik setiap hari, dengan kegiatan seperti berenang, berlari atau lompat tali. Aktivitas fisik penting dalam meningkatkan kesehatan tulang dan meningkatkan kesehatan fisik secara keseluruhan.
Orangtua dan pengasuh dapat mendukung perkembangan anak dengan memantau pertumbuhan secara teratur, menyediakan berbagai makanan bergizi, dan mendorong aktivitas fisik.
Dengan langkah-langkah ini, anak-anak dapat berada di jalur yang positif menuju kesehatan yang maksimal dan terhindar dari pertumbuhan yang menyimpang, seperti pertumbuhan yang terhambat. (jie)