Eksim Susu, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya | OTC Digest

Eksim Susu, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Eksim susu atau dermatitis atopik (DA) merupakan radang pada kulit berbentuk ruam yang timbul hanya pada orang yang memiliki kulit sensitif dan mudah teriritasi. Kerap terjadi pada bayi atau anak kecil usia 2 bulan sampai 2 tahun, dan terjadi pada waktu lama, sewaktu-waktu dapat kambuh.

Umumnya gejala DA timbul ketika bayi berumur 8 minggu – 6 bulan. Dermatitis atopik dapat sembuh dengan bertambahnya usia, tetapi dapat juga menetap, bahkan meluas dan memberat sampai usia dewasa. Menurut beberapa penelitian, semakin lama dan berat eksim susu yang diderita semasa bayi, semakin besar kemungkinan dermatitis tersebut menetap sampai dewasa.

Angka kejadian di masyarakat sekitar 3,1% pada anak < 5 tahun; jumlah ini meningkat 5-10% dalam 30 tahun terakhir. Berhubungan dengan riwayat alergi dalam keluarga, seperti asma. Studi menunjukkan kemungkinan anak “terwarisi” eksim dari orangtua sekitar 50% (jika salah satu orangtua ada riwayat DA),  bahkan sampai 80% jika kedua orangtua memiliki riwayat eksim.

 Orang awam mengira eksim ini disebabkan pipi bayi terkena cipratan ASI saat menyusu, padahal bukan. “Eksim susu bukan karena air susu ibu,” tegas dr. Tina Wardhani Wisesa, SpKK (K) dari Klinik Sakti Medika, Jakarta.

Dermatitis atopik menyebabkan kulit menjadi sangat gatal, kemerahan dan bengkak, membentuk gelembung-gelembung kecil. Kulit bisa pula menjadi pecah-pecah dan bersisik.  Goresan pada kulit penderita DA akan menyebabkan kemerahan dalam waktu 10-15 detik.

Kuku penderita DA terlihat lebih mengkilat karena selalu menggaruk akibat rasa gatal, disebut sindrom “buffed nail”.

Penyebab

Penyebab secara pasti belum diketahui, namun diduga berhubungan dengan faktor genetik dan lingkungan. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi / memicu timbulnya eksim susu.

Hampir 40% bayi dan anak dengan DA sedang -berat mempunyai riwayat alergi terhadap makanan. Pada bayi, bisa berasal dari ASI atau jika sudah mengenal makanan padat, dari makanan yang dikosumsi seperti kacang kacangan, makanan laut, susu, tomat atau coklat.

“Jangan langsung berpantang makanan tertentu, lihat lagi kelembaban kulit. Cek suhu ruangan, terlalu sering berada di suhu < 18 °C dapat memicu timbulnya eksim,” papar dokter yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Faktor pencetus lain dari debu, bahan baju seperti wool atau yang berbulu, minyak telon atau kayu putih dan juga serbuk sari dari bunga.

Bawa ke dokter jika…

Terapi untuk penderita eksim susu pada intinya bertujuan mengontrol gejala DA. Yakni menghindari faktor pencetus alergi,karena keluhan akan terus berulang. Juga selalu menjaga kelembaban kulit.

Mandi dengan sabun yang mengandung pelembab, atau menggunakan sabun bayi yang memiliki pH 4,5-5. Oleskan pelembab khusus bayi dan balita setelah mandi (sebelum dikeringkan dengan handuk).   

“Jangan memandikan anak dengan air yang terlalu panas. Karena pada kulit yang sudah kering akan menjadi bertambah kering, bertambah gatal pula,” tambah dr. Tina. Sebisa mungkin jangan biarkan anak menggaruk , gunakan sarung tangan dan potong kuku.

Ia menyarankan sebaiknya segera di bawa ke doker ketika kelainan kulit meluas (wajah, leher, tubuh, lengan dan kaki). Atau saat ruam menjadi basah, bernanah, kotor dan tertutup koreng. Ini juga bisa menyebabkan anak demam, tidak mau makan dan malas beraktivitas.

Pengobatan

Dokter akan memberikan obat berupa senyawa kortison (steroid) yang dioleskan ke kulit. Kebanyakan salep tersebut dapat digunakan dengan aman selama bertahun-tahun.

Salah satunya jenis mometasone furoate. Bekerja dengan cara membalik kerja protein penyebab inflamasi, mengaktifkan sekresi protein anti-inflamasi dan mengurangi masukknya sel yang membengkak.

Selain salep steroid, dapat digunakan antihistamin (anti alergi) untuk mengurangi reaksi kulit terhadap alergen. Efek sedasi antihistamin pun ternyata mengurangi ketidaknyamanan akibat rasa gatal pada DA. Jika daerah tersebut sudah terinfeksi, tentunya ditambahkan antibiotik untuk mengatasinya.

Emolien (pelembab) diberikan guna menjaga kandungan air kulit. Fototerapi –menggunakan sinar ultraviolet - juga digunakan sebagai terapi eksim susu. Merupakan perawatan yang efektif untuk DA ringan sampai pada anak > 12 tahun dan dewasa.  (jie)