jerawat genital bisa menyerang anak-anak

Awas Jerawat Genital, Infeksi Menular Seksual Ini Bisa Menyerang Dewasa dan Anak-anak

Penyakit / infeksi menular seksual biasanya dialami oleh orang dewasa, tetapi jerawat genital juga bisa menulari anak-anak. Penyakit jerawat ini tidak hanya muncul di area genital pada orang dewasa, tetapi juga di sekitar punggung, kaki, tangan dan dada pada anak-anak.

Jerawat genital atau Moluskum Kontagiosum (MK) disebabkan oleh virus pox. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.

Dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia menjelaskan tidak ada perbedaan kasus antara laki-laki dan perempuan (keduanya memiliki risiko infeksi yang sama). Pada anak-anak rata-rata ditemui di usia 2-10 tahun, sementara pada orang dewasa usia 20-60 tahun.

”Hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk MK. Berdasarkan kasus MK di Klinik Pramudia selama 2019 -2020, ditemukan rata-rata sebanyak 2-4 kasus per bulan, baik pada anak maupun dewasa,” terangnya dalam seminar media yang dilakukan secara virtual, Rabu (4/11/2020).

Jerawat genital pada anak merupakan infeksi virus yang menyerang kulit, sedangkan MK pada dewasa dianggap sebagai penyakit infeksi menular seksual (IMS).

Gejala

Jerawat genital menimbulkan bintik putih/merah muda - seperti jerawat- dengan lesung di tangahnya. Biasanya tidak ada peradangan di area bintik, tidak menyebabkan nyeri / sakit atau gatal (gatal ringan).

Jika jerawat di garuk, dapat menyebabkan virus menyebar dalam barisan atau kelompok, yang disebut crop.

Sering kali muncul di wajah, kelopak mata dan lipatan kulit (selangkangan, ketiak, leher, siku). Selain itu di area pubis (bulu kemaluan), genital, dada dan punggung.

Faktor risiko

  • Anak-anak berusia 1-10 tahun
  • Orang yang tinggal di daerah tropis
  • Mereka dengan kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, mereka yang menjalani transplantasi organ, atau pasien kanker
  • Anak penderita dermatitis atopik (eksim)
  • Orang yang berpartisipasi dalam olahraga yang sering melakukan kontak fisik, seperti gulat atau sepak bola

Cara penularan

Dr. Anthony menjelaskan penularan virus pox melalu beberapa cara, “Lewat kontak kulit, terutama yang erat dan sering. Kulit yang tipis atau garukan. Biasanya anak-anak terinfeksi ketika bermain dengan temannya. Pada usia dewasa, biasanya penularan melalui hubungan seksual (infeksi menular seksual) atau kontak ketika sedang berolahraga.”

Virus ini dapat bertahan di permukaan benda yang telah tersentuh oleh kulit orang yang terinfeksi. Sehingga, penularan juga dapat terjadi pada barang yang terkontaminasi –seperti handuk, pakaian, mainan, dan peralatan olahraga.

Pengobatan

Sebelum memulai pengobatan, dokter akan membuat diagnosis awal dari riwayat pengobatan, tes darah dan pemeriksaan fisik.

Pada kebanyakan kasus, biasanya jerawat genital tidak membutuhkan pengobatan dalam 6-12 bulan, terutama jika memiliki imunitas yang baik akan menghilang dengan sendirinya.

Namun, pada beberapa kasus, penyakit ini dapat berlangsung >5 tahun pengobatan terkadang dibutuhkan ketika benjolan berukuran besar, terletak di wajah/leher atau bila penderita juga mengalami dermatitis atopik.

Beberapa pilihan pengobatan seperti:

  1. Cryotherapy, yaitu menggunakan nitrogen cair untuk membekukan tiap benjolan
  2. Kuret, yaitu menggunakan alat untuk menembus benjolan dan mengikis
  3. Terapi laser untuk menghancurkan tiap benjolan
  4. Terapi topikal dengan menggunakan krim mengandung asam atau bahan kimia dengan tujuan untuk  menimbulkan pengelupasan lapisan atas kulit

Pencegahan

Untuk mencegah tertularnya dari virus MK, selain menghindari kontak fisik dengan penderita, masyarakat perlu untuk selalu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, serta selalu menjaga kebersihan.

Dr. Anthony menjelaskan bahwa jerawat genital dapat diobati. Bila diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan, jarang terjadi kekambuhan. (jie)