Alergi Susu Sapi, Dokter: “Jangan Memantang Makanan kalau Anak Belum Terbukti Alergi”
memantang_makanan_alergi

Alergi Susu Sapi, Dokter: “Jangan Memantang Makanan kalau Anak Belum Terbukti Alergi”

Tingginya kasus alergi susu sapi dan alergi makanan lainnya, kerap membuat orang tua cemas, sehingga sejak awal memantang berbagai makanan untuk si Kecil. Apalagi bila salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi. Ternyata, hal ini keliru. “Jangan memantang makanan untuk anak kalau belum terbukti alergi,” tegas dr. Tiara Nien Paramita, Sp.A.

Anak yang memiliki orang tua dengan alergi memang lebih berisiko mengalami alergi. Namun bukan berarti harus memantang makanan sejak awal. Memantang makanan tanpa alasan hanya akan membuat anak kekurangan nutrisi yang berasal dari beragam makanan. “Kalau sudah terbukti alergi, baru dipantang. Yang perlu dipantang hanyalah makanan yang menyebabkan anak alergi,” lanjut dr. Tiara, dalam edukasi di Jakarta (20/10/2025).

Itu sebabnya, penting bagi orang tua untuk membuat food diary. Dengan ini, orang tua bisa memperhatikan apakah anak menujukkan gejala alergi setelah minum susu atau makan makanan tertentu. Bila anak menunjukkan gejala, segeralah bawa ia ke dokter anak.

Memantang Makanan

Diagnosis alergi tidak semata hanya dengan tes alergi. Untuk mengonfrmasi kecurigaan dan menegakkan diagnosis, dokter akan meminta orang tua untuk mengeliminasi (memantang) susu dan semua produk turunannya, selama 1 – 4 minggu. “Pantau kondisi anak, apakah gejala alerginya hilang?” ujar dr. Tiara. Selama periode ini, lanjutkan food diary untuk melihat apakah ada sumber makanan lain yang memicu reaksi alergi pada si Kecil.

Setelah itu, masuk tahap dua: provokasi. “Setelah dipantang dan gejala hilang, coba berikan lagi. Bila gejala alergi kembali muncul, bisa dipastikan anak alergi susu sapi,” ucap dr. Tiara. Proses eliminasi dan provokasi harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Keseluruhan proses ini berlaku juga untuk makanan lain yang menyebabkan alergi pada anak.

Apakah anak harus seumur hidup memantang susu dan makanan yang menyebabkan ia alergi? Ternyata tidak demikian. Setelah beberapa waktu, dokter bisa menyarankan untuk kembali melakukan provokasi, dan melihat apakah reaksi alergi masih muncul. Inilah pentingnya untuk membawa anak kontrol rutin ke dokter.

Selama anak masih alergi terhadap protein susu sapi, maka hindari semua produk yang mengandung susu sapi dan turunannya. “Orang tua harus cermat membaca label pada kemasan makanan dan minuman anak, apakah ada kandungan susunya,” tegas dr. Tiara.

Pengganti Susu Sapi

Protein hewani krusial untuk tumbuh kembang anak. Untuk itu, gantilah susu sapi dengan sumber protein hewani lainnya seperti ikan, telur, ayam, atau daging. “Namun tetap perlu dipantau, karena anak yang alergi susu sapi juga berpotensi memiliki alergi terhadap sumber protein lain. Karena itu, semua harus dicatat, dan berkonsultasi ke dokter,” ujar Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia.

Yang terpenting, asupan nutrisi anak harus selalu terpenuhi, dan pantau terus tumbuh kembangnya. Penting diingat, yang dipantang hanyalah susu sapi dan makanan yang menyebabkan si Kecil alergi. Tidak perlu memantang makanan lain yang tidak menimbulkan alergi pada anak; jangan sampai ia kekurangan nutrisi hanya karena terlalu banyak yang dipantang padahal tidak perlu.

Perluka mengganti susu sapi dengan susu lain? Untuk hal ini, perlu berkonsultasi dulu ke dokter. Harus hati-hati memberikan susu pada anak dengan alergi susu sapi, karena sering kali mereka juga alergi terhadap protein susu lainnya, termasuk susu kambing dan susu kedelai. Bila memang anak membutuhkan formula, dokter bisa memberikan rekomendasi formula khusus yang protein susu sapinya sudah dipecah menjadi lebih kecil atau sangat kecil, sesuai kondisi anak. (nid)

______________________________________________

Ilustrasi: Image by freepik