Memasuki bulan ke enam kehidupan si kecil, sistem saraf dan kontrol ototnya semakin berkembang. Kemampuan geraknya berubah, dari yang cepat dan spontan menjadi lebih halus dan terkontrol.
Seiring bertambahnya usia, bayi akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilan motorik kasar dan halus. Pengembangan motorik kasar melibatkan koordinasi otot-otot besar untuk aktivitas yang lebih aktif.
Kemampuan motorik kasar ini memungkinkan si kecil untuk bisa duduk, berdiri, berjalan, berlari, menjaga keseimbangan, atau mengubah posisinya.
Sementara itu, keterampilan motorik halus melibatkan koordinasi gerakan otot-otot kecil, meliputi tangan, jari-jari dan pergelangan tangan. Kemampuan motorik halus memungkinkan bayi untuk melakukan berbagai hal. Misalnya, menggerakan tangan untuk makan, menggambar, bermain, mengambil mainan atau barang-barang berukuran kecil, menggenggam benda, memasukkan benda ke dalam wadah dan sebagainya.
Dr. Muliaman Mansyur, selaku Head of Medical KALBE Nutritionals menjelaskan bahwa tahun pertama kehidupan anak akan ditandai dengan perkembangan kemampuan motoriknya.
"Dimulai dari bulan ke-4, si kecil sudah memiliki kontrol otot yang memadai untuk memutar kepalanya dan mengikuti gerakan sebuah obyek. Kemampuannya akan terus bertambah dari bulan ke bulan, sehingga di tahun pertama, umumnya dia akan mulai mampu untuk seimbang, duduk, merangkak dan akhirnya berdiri.
“Kemampuan motorik halusnya juga berkembang dari menyentuh obyek secara acak, hingga mampu menggenggam dengan sempurna. Orangtua dapat melatih motorik anak, sekaligus juga memberikan nutrisi yang tepat melalui makanan atau camilannya, sehingga si kecil bisa belajar menggenggam dan menjimpit camilannya," papar dr. Muliaman.
Berikut ini beberapa contoh hal sederhana yang bisa dilakukan untuk stimulasi motorik anak:
- Bermain telungkup. Di bawah pengawasan orangtua, posisikan anak tertelungkup untuk memperkuat otot leher dan punggungnya. Pancing perhatian si kecil dengan memegang mainan berwarna-warni serta bunyi yang menarik perhatiannya. Lakukan posisi ini selama 1-2 menit.
- Bermain bola. Gulirkan bola besar pada si bocah dan amati keterampilannya. Awalnya mungkin ia hanya seperti ‘menepuk' bola itu. Selanjutnya, ia akan berusaha untuk mendorong balik bola itu. Bermain memberi dan menerima. Letakkan sesuatu yang dapat digenggam, lalu orangtua mencoba tarik atau ambil benda dengan lembut. Aktivitas ini membantu membentuk otot ketika anak berusaha menolak memberikannya.
- Latih jari dengan makanan camilan. Camilan sangat baik untuk melatih kemampuan motorik. Hal ini membuat setiap pengalaman makan menjadi waktu belajar yang menyenangkan. Ajaklah si kecil untuk mengambil dan menggigit makanan camilan. Oleh karena itu, penting memilih camilan yang tepat, sehingga anak dapat terbiasa melatih kemampuan motorik dan oromotornya (mengunyah).
- Finger food. Camilan yang disarankan adalah yang sesuai ukuran tangan anak, bisa berupa potongan buah-buahan atau snack khusus anak/bayi. "Pemberian makanan kecil yang sesuai dengan tangan si kecil, atau dikenal dengan finger food adalah cara yang dianjurkan untuk mendukung koordinasi antara mata dan tangan, mengembangkan kemampuan menjepit dan mencengkeram, serta keterampilan mengunyah. Pemberian finger food merupakan stimulasi yang tepat untuk merangsang pertumbuhan dan mengaktifkan panca indera dan kemampuan motorik halus anak," papar dr. Muliaman lebih jauh.
Stimulasi indera perabaan ini hendaknya dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan anak, misalnya ketika momen makan besar, bermain, bahkan makan camilan. Stimulasi yang dilakukan terus-menerus dapat mendukung tumbuh kembang anak, memacu kecerdasan, membantu menguatkan koneksi serabut otak (sinapsis) dan sel-sel otak guna mendukung fungsi otak yang optimal.
"Stimulasi ini juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi, fokus, perhatian anak di kemudian hari,” pungkas dr. Muliaman. (jie)