Ginjal merupakana salah satu organ terpenting tubuh. Fungsinya membuang kelebihan air dan racun, mengatur tekanan darah, membantu produksi sel darah merah dan menjaga kekuatan tulang.
Kerja ginjal sangat efisien, sehingga biasanya butuh waktu lama sebelum muncul gejala penurunan fungsi ginjal.
Penyakit ginjal kronik (PJK) menyerang sekitar 1 dari 10 orang di dunia. Banyak hal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, namun sebagian besar akibat diabetes yang tidak terkontrol dan tekanan darah tinggi.
Penyebab lain meliputi gangguan sistem kekebalan tubuh (penyakit autoimun), infeksi, atau sumbatan di ginjal / saluran kemih akibat batu/tumor. Bisa juga merupakan kondisi yang diturunkan, misalnya penyakit ginjal polikistik.
Dijelaskan oleh dr. Aida Lydia, Phd, SpPD-KGH, ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), gangguan fungsi ginjal terbagi menjadi akut dan kronik. Penyakit ginjal akut (PGA) bila penurunan fungsi ginjal baru saja terjadi (mendadak). Sementara PJK bila penurunan fungsi ginjal sudah terjadi lebih dari 3 bulan.
“Bila terjadi masih tahap akut, fungsi ginjal dapat kembali normal. Sebaliknya jika kronis, diupayakan supaya fungsi ginjal tidak bertambah buruk,” paparnya dr. Aida, perayaan Hari Ginjal Sedunia 2019, 13 Maret 2019 lalu.
Baca juga : Waspadai Gagal Ginjal Akibat Hipertensi
Diagnosis dini, pengobatan segera dan perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti lebih banyak olahraga, penting untuk membantu memperlambat atau mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jika tidak terkontrol, penyakit ginjal bisa berkembang menjadi gagal ginjal, yang fatal dan memerlukan terapi pengganti ginjal ; dialisis (cuci ginjal) atau transplantasi ginjal.
Cara terhindar dari risiko penyakit ginjal
- Kontrol tekanan darah. Tekanan darah tinggi mempercepat kerusakan ginjal. Menurut panduan tatalaksana Hipertensi 2008, mengurangi asupan garam tidak lebih dari 100mg/hari akan menurunkan tekanan darah antara 2-8 mmHg.
- Bugar dan aktif. Ini membantu mengontrol tekanan darah, sehingga karena itu mengurangi risiko penyakit ginjal. Rutin olahraga yang bersifat aerobik, misalnya jalan cepat, selama 30 menit per hari, 3-4 kali seminggu mengurangi tekanan darah 4-9 mmHG.
- Berhenti merokok. Merokok memperlambat aliran darah ke ginjal dan terbukti dapat mengganggu fungsi ginjal.
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur. Menurut panduan tatalaksana Hipertensi 2008, menerapkan pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) mengurangi tekanan darah antara 8-14 mmHg.
- Cukup minum. Hidrasi membantu ginjal membuang kelebihan natrium, ureum dan racun dari tubuh, yang secara bermakna dapat menurunkan risiko penyakit ginjal.
- Cek fungsi ginjal. Terutama jika ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal, atau jika Anda menderita diabetes / hipertensi. Demikian pula pada mereka yang memiliki riwayat pre-eklamsia (tekanan darah tinggi saat hamil).
- Konsultasi ke dokter. Jika Anda tahu bahwa Anda menderita penyakit ginjal dan merasa tidak sehat, misalnya karena diare dan mutah, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapat obat yang sebaiknya Anda minum. Mereka yang sudah melakukan prosedur dialisis, perlu membatasi asupan cairan, sehingga juga perlu konsultasi dokter. (jie)