Peneliti juga mendapati, antosianin mampu menghambat peradangan sel otak, sekaligus membuat sinyal antar sinaps (sambungan antar saraf otak) lebih aktif, dan memfasilitasi aliran darah lebih lancar ke otak. Hal ini mencegah kemunduran mental yang berhubungan dengan pertambahan usia, sekaligus meningkatkan daya ingat.
Meningkatkan gairah seksual
Banyak yang beranggapan, terong dapat membuat pria mengalami disfungsi ereksi. Penelitian dan penggunaan secara empiris menunjukkan sebaliknya. Masyarakat Hindu kuno India menggunakan terong sebagai sayuran pembangkit gairah seksual. Masyarakat Eropa menjuluki terong sebagai apel cinta (apple love); terong sangat popular sebagai penambah gairah sejak tahun 1600-an.
Adalah kandungan flavonoid, yang dapat melancarkan peredaran darah; termasuk pembuluh darah di penis. Sehingga, terong baik dikonsumsi untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi yang disebabkan gangguan sirkulasi darah.
Bagi kaum wanita, tanaman ini mengandung asam folat yang dibutuhkan wanita terutama dalam masa kehamilan dan dalam pembentukan selubung otak janin. Air rebusan akar terong, dipercaya sebagai tonik setelah proses persalinan.
Kesehatan jantung
Serat, potasium, vitamin C, vitamin B-6 dan fitonutrien dalam terong, secara umum dapat meningkatkan kesehatan jantung. Menurut the American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi makanan kaya flavonoid berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat serangan jantung. Flavonoid seperti antosianin, berperan besar dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sebuah riset mengungkapkan, mereka yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi sayur/buah per minggu yang mengandung flavonoid, memiliki 34% risiko lebih rendah terkena serangan jantung dibanding yang kurang konsumsinya.
Penelitian lain menunjukkan, konsumsi antosianin berhubungan dengan penurunan tekanan darah. Peneliti mengikuti 87.242 wanita dari the Nurses’ Health Study II, 46.672 wanita dari the Nurses’ Health Study I dan 23.043 pria dari the Health Professionals Follow-Up Study, selama 14 tahun. Mereka menemukan, responden yang mengonsumsi lebih banyak antosianin, secara signifikan berisiko 8% lebih rendah mengalami hipertensi. Penurunan risiko makin besar (12%) pada yang berusia <60 tahun.
Perlu diwaspadai
Megan Ware, RDN, LD, seorang nutrisionis menjelaskan bahwa nasunin dapat mengikat zat besi dan mengangkutnya ke luar dari sel. Maka, mengonsumsi terong dalam jumlah banyak, terutama yang sedang mengalami defisiensi zat besi, sangat tidak dianjurkan.
Terong juga mengandung oksalat, yang dapat menyebabkan pembentukan batu di ginjal. Mereka yang sudah memiliki batu ginjal, perlu membatasi konsumsi makanan yang mengandung oksalat,” papar Megan. (jie)