Semua orang tahu, olahraga sangat baik untuk kesehatan. Namun jujur saja, meluangkan 30 menit untuk berolahraga setiap hari, lebih banyak malasnya. Apalagi kalau harus keluar rumah, di masa pandemi seperti sekarang. Sebenarnya, tak ada alasan untuk tidak berolahraga. Namun bila memang benar-benar malas, paling tidak, lakukanlah stretching (peregangan) setiap hari. Riset yang dipublikasi di jurnal ilmiah Journal of Physiology menemukan, latihan peregangan bisa mencegah penyakit jantung dan diabetes.
Riset tersebut dilakukan oleh peneliti di Universitas Milan, dengan melibatkan 39 orang sehat sebagai partisipan. Mereka secara acak dibagi menjadi 3 kelompok. Yakni kelompok passive stretching bilateral (14 orang), passive stretching monolateral (13 orang), dan kelompok kontrol yang tidak melakukan stretching (12 orang). Pada kedua kelompok stretching, latihan dilakukan 5x seminggu, selama 12 minggu.
Latihan stretching terdiri dari 4 gerakan: (A) hip extension + knee flexion; (B) hip extension + knee flexion dalam posisi ortostatik; (C) ankle dorsiflexion dalam posisi ortostatik; (D) hip flexion + ankle dorsiflexion dengan kaki lurus dalam posisi telentang. Tiap gerakan dilakukan dalam 5 set selama 45 detik, dengan 15 detik istirahat di antaranya. Kelompok bilateral melakukan latihan pada kedua sisi tubuh, sedangkan kelompok monolateral hanya pada sisi kanan.
Stretching bisa mencegah penyakit jantung
Dampak passive stretching dievaluasi pada aliran darah lokal (tungkai bawah) dan lengan atas. Ternyata, manfaatnya tak hanya terlihat secara lokal pada arteri kaki, melainkan juga pada pembuluh darah yang tidak terlibat langsung dalam latihan stretching. Ditemukan bahwa tekanan darah menurun, kekakuan arteri pusat dan perifer (tepi) berkurang, dan fungsi pembuluh darah membaik, setelah latihan selama 12 minggu.
Menariknya lagi, efek ini bertahan bahkan hingga 6 minggu setelah latihan dihentikan, pada arteri yang terlibat langsung dalam stretching. Adapun perubahan sistemik bertahan lebih sebentar, dan hilang dalam 6 minggu setelah latihan dihentikan.
Penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, dan pembuluh darah berkaitan dengan gangguan kardiovaskular. Berdasarkan riset di atas, tampak bahwa stretching bisa mencegah penyakit jantung dan kawan-kawannya.
Disebutkan pula, stretching juga bisa digunakan selama rawat inap di RS, atau setelah seseorang menjalani operasi. Pada kondisi seperti itu, pasien memiliki mobilitas (pergerakan) yang rendah. Stretching bisa dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan pembuluh darah. Bila pasien tak mampu melakukannya sendiri, bisa dilakukan oleh anggota keluarga atau pengasuh pasien. Ini termasuk active stretching, yang berarti stretching melibatkan kekuatan lain, misalnya orang lain atau gravitasi. Adapun passive stretching dilakukan oleh diri sendiri.
Di masa pandemi ini, kita lebih banyak berada di dalam rumah, dan pergerakan kita untuk melakukan latihan untuk mencegah berbagai penyakit, sedikit banyak jadi lebih terbatas. “Latihan stretching jadi sangat relevan,” ujar salah satu penulis riset, Emiliano Ce. Tentu, alangkah baik bila kita tetap mengupayakan latihan yang bersifat aerobik seperti berjalan kaki/bersepeda, dan latihan beban, secara rutin. Bagaimanapun, latihan yang mengombinasikan semua unsur akan lebih baik. Namun bila memang sulit, paling tidak, lakukanlah latihan stretching 5x seminggu. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com