Probiotik menghambat penuaan dengan berbagai mekanisme. Namun pada dasarnya, semua bersumber dari keseimbangan mikrobiota usus.
Lebih dari 1 abad lalu, ilmuwan Rusia Elie Metchnikoff mengungkapkan teori menarik: “Kita bisa menjalani usia tua tanpa aging”. Ia juga menyatakan bahwa aging atau penuaan berkaitan dengan kondisi mikrobiota usus. Membicarakan mikrobiota usus, erat kaitannya dengan probiotik. Bagaimana peranan probiotik menghambat penuaan? Inilah yang dibahas dalam webinar Kedokteran Keluarga bertajuk “Kesehatan Lansia dan Manfaat Probiotik”, Sabtu (13/11/2021).
Orang lanjut usia (lansia) adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Namun, usia lanjut tidak hanya dilihat dari perspektif organ dan penyakit saja. “Juga harus dilihat dari gerontologik medik atau geriatri. Yaitu ilmu yang mempelajari aspek kesehatan usia lanjut, serta layanan mencakup medik dan sosial,” tutur Dr. dr. I Dewa Putu Pramantara Setiabudi, Sp.PD-KGer dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Konsultan geriatri yang praktik di RSUP Dr. Sardjito dan RS Panti Rapih, Yogyakarta ini menjelaskan, dampak dari proses menua dan proses penyakit menyebabkan lansia mengalami kelemahan, keterbatasan, dan hambatan.
Proses menua sendiri sangat bervariasi. “Keluhan pada lansia belum tentu dilatarbelakangi penyakit, tapi bisa juga sebagai bentuk maladaptasi,” ujar Dr. dr. Dewa. Misalnya stres yang timbul akibat penurunan fungsi organ saluran cerna, yang membuat mereka merasa tidak nyaman. “Lansia yang tidak ada penyakit yang bisa dideteksi pun bisa mengalami hambatan,” imbuhnya.
Ia menegaskan, perawatan pada lansia harus dilakukan secara holistik dan komprehensif. Tidak hanya aspek fisik. “Tapi juga aspek biologis, psikis, sosio-ekonomi, dan spiritual, sehingga lansia memiliki kualitas hidup yang baik dan mandiri,” tandas Dr. dr. Dewa.
Pelayanan Geriatri di Kedokteran Keluarga
Hal senada diungkapkan oleh dr. Aghnaa Gayatri, M.Sc, Sp.KKLP dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM. “Perubahan lingkungan sosial menimbulkan rasa kesepian dan isolasi sosial pada lansia, yang bisa menyebabkan ketergantungan,” ujarnya. Terlebih, lansia umumnya memiliki lebih dari satu komorbid (multimorbiditas), yang membuat mereka lebih rapuh dan terbatas.
Merawat pasien lansia tidak bisa disease-centered, melainkan person-centered, “Jadi dilihat dari kacamata pasien, bukan penyakitnya.” Ini meliputi promosi kesehatan, proteksi spesifik, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pembatasan disabilitas, dan rehabilitasi. “Di sinilah peran kedokteran keluarga; mendampingi lansia untuk mengoptimalkan kualitas hidupnya,” tegas dr. Aghnaa.
Penting bagi dokter keluarga untuk membangun hubungan dengan lansia. Rasa kesepian, insecure, dan rapuh yang dialami oleh lansia, perlu diatasi dengan pengertian, kepedulian, dan perhatian, menjadi perawatan yang berkesinambungan.
“Kita tidak bisa menghentikan proses penuaan, tapi kita bisa mengupayakan agar proses tersebut lebih lambat, dan kualitas hidup pasien lebih baik,” ujar dr. Aghnaa. Tujuannya, tidak lain agar sebisa mungkin pasien lansia bisa hidup mandiri.
Probiotik Menghambat Penuaan
Kembali ke teori Metchnikoff mengenai aging, longevity, dan mikrobiota usus. Metchnikoff mengamati, masyarakat Bulgaria yang rutin mengonsumsi susu fermentasi, memiliki mikrobiota usus yang sehat. Hal tersebut membuat mereka berusia panjang, dan sehat sampai tua. Berangkat dari teori ini, penelitian mengenai peranan probiotik menghambat penuaan, kini banyak dilakukan.
“Proses penuaan merupakan akibat dari proses proteolisis yang dilakukan oleh mikroorganisme proteolitik/putrefaktif usus, yang menghasilkan metabolit yang bersifat toksik,” tutur Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu atau akrab disapa Prof. Trisye, Guru Besar Teknologi Pertanian UGM.
Beberapa bakteri proteolitik/putrefaktif usus seperti Clostridia, memecah protein menjadi komponen merugikan seperti penol dan amonia. “Komponen-komponen toksik kemudian diserap tubuh, dan diduga sebagai penyebab auto-intoksikasi, yang memicu proses penuaan,” jelas Prof. Trisye. Ditengarai, upaya menekan bakteri yang kurang menguntungkan bisa menekan proses penuaan.
Prof. Trisye menjelaskan, terjadi pergeseran komposisi dan keragaman mikrobiota usus pada lansia. “Terjadi penurunan bakteri bermanfaat, sedangkan bakteri pembusuk meningkat,” ujarnya.
Hal ini dibuktikannya dalam penelitian yang dilakukan di Yogyakarta dan Bali, dengan total 80 responden (usia dewasa dan lansia). “Pada kelompok lansia, bakteri bermanfaat seperti Bifidobacterium menurun, sedangkan Enterobacteriaceae meningkat,” terangnya. Penelitian ini dipublikasi di jurnal ilmiah World Journal of Gastroenterology (2019).
Penelitian lain oleh Prof. Trisye dan tim peneliti, melibatkan 65 lansia di Bali (2019). Para responden dibagi menjadi dua kelompok. Selama 6 bulan, 1 kelompok mendapat minuman probiotik yang mengandung L. casei Shirota strain, dan kelompok lain mendapat susu asam tanpa kandungan probiotik.
“Hasilnya, pada kelompok yang mengonsumsi L. casei Shirota strain, terjadi peningkatan asam suksinat yang baik untuk kesehatan otak,” ujar Prof. Trisye. Hasil ini dianalisis dari feses (tinja) responden. “Populasi L. casei dan Bifidobacterium pun meningkat. Jadi meski yang dikonsumsi adalah L. casei Shirota strain, ternyata populasi bakteri baik lainnya ikut meningkat. Dan, susu fermentasi aman untuk lansia,” imbuhnya.
Berbagai penelitian lain menemukan manfaat L. casei Shirota strain sebagai probiotik menghambat penuaan. Antara lain mendukung kesehatan otak melalui produksi short chain fatty acid (SCFA), meningkatkan imunitas tubuh, memperpendek demam saat gastroenteritis akibat infeksi norovirus, serta membantu mengatasi konstipasi pada lansia.
Adapun studi oleh Yukitoshi Aoyagi (2019) pada 338 responden usia 65-92 tahun menemukan hal menarik. “Konsumsi probiotik dengan L. casei Shirota strain sebanyak 3-5 botol/minggu, disertai jalan kaki lebih dari 7.000 langkah setiap hari dapat menurunkan gejala hipertensi dan konstipasi pada lansia,” terang Prof. Trisye.
Prof. Trisye mengingatkan, strain probiotik harus bisa hidup di saluran pencernaan, dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Pada dasarnya, dengan cara ini probiotik menghambat penuaan. Tentu, lansia pun membutuhkan dukungan lain, termasuk asupan serat sebagai prebiotik. Pelayanan geriatri di fasilitas kesehatan primer berbasis kedokteran keluarga, juga besar peranannya. (nid)
_________________________________________________________
Ilustrasi: <a href='https://www.freepik.com/photos/food'>Food photo created by jcomp - www.freepik.com</a>