Sehari-hari, kita sering mendengar cerita tentang orang yang gemuk, padahal waktu lahir, beratnya rendah. Ternyata ini bukan kebetulan semata. Bayi yang lahir dengan berat <2,5 kg memang berpotensi menjadi obesitas saat dewasa nanti.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Los Angeles Biomedical Research Institute, Amerika Serikat, bayi yang lahir dengan berat rendah (BBLR) “diprogram” untuk makan lebih banyak. Sebabnya, pada kelompok bayi ini, neuron (sel saraf yang bertugas menerima dan mengantarkan pesan) pada bagian otak yang mengontrol asupan makan, tidak berkembang secara optimal. Maka ketika ia besar, lebih sulit untuk “mengerem” nafsu makan. Program untuk makan berlebihan ini terjadi di level sel punca sebelum bayi lahir, ketika nutrisi ibu selama kehamilan buruk.
Baca juga: Ibu Kurang gizi saat Hamil, Ini risikonya
Studi-studi sebelumnya menunjukkan, ukuran bayi yang kecil saat lahir dan diikuti dengan cepatnya pertumbuhan untuk mengejar “ketinggalan”, berhubungan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit degeneratif. Misalnya obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes 2, hipertensi dan osteoporosis saat dewasa.
Obesitas dan berbagai penyakit yang menyertainya, kini menjadi masalah global, dan merupakan penyebab utama kematian di banyak negara. Kini, makin banyak kasus obesitas sejak usia dini. Lebih dari 60% orang dewasa di Amerika kelebihan berat badan, dan sekitar 17 persen anak-dewasa muda usia 2-19 tahun menderita obesitas.
Baca juga: Mikronutrien Cegah Kematian Janin
Ibu perlu mempersiapkan kehamilan sebaik mungkin. Selama hamil, perhatikan asupan gizi; tidak hanya soal perut kenyang. Tidak perlu juga makan berlebihan. Yang penting, sesuai anjuran pedoman gizi seimbang. Sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harus ada dalam menu makanan setiap hari, dengan komposisi seimbang.
Kondisi psikis pun perlu diperhatikan. Kondisi stres dan cemas bisa mengganggu pertumbuhan janin hingga berdampak pada prematuritas dan BBLR. Tidak mungkin menghindari stres, tapi bisa dicari cara untuk mengelolanya.
Dukungan keluarga, terutama suami, sangat penting. Selama hamil, terjadi berbagai perubahan dalam tubuh ibu, termasuk kadar hormon. Membuat ibu lebih mellow hingga bisa mengalami baby blues bahkan depresi setelah melahirkan. Dukungan dari orang-orang terdekat akan membuat ibu merasa nyaman dan dicintai, sehingga suasana hati menjadi lebih baik. perhatian kecil seperti membuatkan segelas susu hangat di malam hari, akan sangat berarti bagi ibu hamil. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: Designed by Phduet