Angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Indonesia tergolong tinggi, demikian pula dengan kasus bayi berat lahir rendah (BBLR). Kecukupan nutrisi semasa kehamilan penting untuk mencegahnya.
Ibu hamil perlu menjaga asupan nutrisi agar pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan janinnya optimal. Sayangnya, Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 mencatat 10,2% bayi dilahirkan dengan berat kurang dari standar (< 2500 gram).
Kejadian keguguran pada trimester I pun terbilang tinggi. “Sekitar 30%. Penyebab terbanyak adalah kromosom (50%), infeksi (30%) dan lain-lain 20%. Masalah kromosom disebabkan kualitas sperma dan sel telur tidak bagus. Ini berhubungan dengan asupan nutrisi,” papar Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K), Konsultan Fetomarternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI.
Sehat tidaknya seseorang di masa dewasa ternyata ditentukan sejak dalam kandungan. Asupan nutrisi janin menjadi blueprint apakah ia menjadi dewasa yang menderita hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskuler, dll. Atau, menjadi pintar atau pribadi yang temperamental pun ditentukan oleh nutrisi saat hamil.
“Memang ada faktor genetik, namun faktor nutrisi lebih banyak berpengaruh,” tambah dr. Damar. “Pertumbuhan otak yang tidak masimal membuat IQ seseorang tidak tinggi. Ini turut menjelaskan fenomena orang yang berpikiran pendek.”
Asupan nutrisi yang adekuat seyogyanya dipenuhi sebelum masa kehamilan. Di masa kehamilan, ibu membutuhkan mikronutrisi lengkap, mulai dari asam folat, zat besi, zinc, vitamin A, vitamin B6 dan B12, kalsium, yodium sampai asam lemak omega-3.
“Asam folat membutuhkan vitamin B6 dan B12 agar bisa bekerja optimal. Walau folatnya berlebih tapi kurang vitamin B tetap saja tidak optimal. Zat besi butuh vitamin C agar penyerapannya maksimal, dan perlu zinc supaya bisa kerja di dalam sel. Ibu-ibu yang menjadi perokok pasif (suaminya perokok) biasanya kekurangan vitamin C,” terang dr. Damar, dalam kampanye Pentingnya Multi Mikronutrien Untuk Ibu Hamil dan Menyusui oleh Kalbe Blackmores Nutrition, di Jakarta (10/8/2017).
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, perlu mengasup banyak protein (sumber zat besi), serta buah dan sayu (sumber vitamin A, zinc dan vitamin B kompleks). Kalsium dalam susu baik dikonsumsi jauh hari sebelum hamil; mencegah risiko pre-eklamsia (hipertensi selama kehamilan).
Riset tahun 2016 bertajuk Maternal Micronutrient Deficiency during the First Trimester among Indonesian Pregnant Women Living in Jakarta menyatakan sebagian besar ibu hamil di trimester I tidak cukup mikronutrien. Tercatat anemia dialami oleh 11% responden, defisiensi besi sebanyak 20,3%, sedangkan kekurangan vitamin D terjadi hampir merata di semua responden (90,2%).
Kebutuhan mikronutrien selam proses kehamilan meningkat dua kali lipat, terutama di trimester terakhir kehamilan. Pemberian tambahan mikronutrien seperti asam folat, zat besi, yodium, kalsium, omega-3 dan vitamin B kompleks pada masa kehamilan adalah salah satu cara menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (jie)