Suatu hari, Pak Ogah (73 tahun) berniat merekam suaranya lewat HP untuk program serial TV “Laptop Si Unyil”, yang cukup digemari anak-anak. Saat akan menggunakan HP, dia merasa kesulitan dan mengatakan bahwa HP-nya rusak. Isterinya Yuyun memeriksa dan menyimpulkan bahwa HP suaminya tidak bermasalah.
Ternyata, yang bermasalah adalah kesehatan Pak Ogah, yang nama aslinya Abdul Hamid (73 tahun). Dibawa ke rumah sakit, dokter mendiagnosa sosok yang dikenal lewat serial film boneka Si Unyil tahun sejak 1980-an itu mengalami menyumbatan darah di otak. Ini mirip yang dialami komedian Tukul Arwana, yang sampai hari ini pun kondisinya belum pulih.
Sejak mengalami gejala sakit sekitar setahun lalu, Pak Ogah kini masih terbaring di tempat tidur. Beberapa waktu lalu, saat hendak dibawa ke rumah sakit, Pak Ogah sempat menolak dengan alasan, ia tak ingin membebani ekonomi keluarga.
"Dia kepikiran, dari mana uang yang untuk bayar biaya perawatan," papar Ny. Yuyun. Karena kondisinya semakin menurun, Pak Ogah akhirnya mau dibawa ke Rumah Sakit Kartika Husada. Setelah dirawat selama beberapa hari, Pak Ogah dibolehkan pulang karena suka memberontak dan merasa tidak betah dirawat berlama-lama di RS.
Untuk kontrol kesehatan, pihak keluarga kembali membawa Pak Ogah ke rumah sakit. Tetapi dalam perjalanan dia memberontak. Ia dilarikan lagi ke RS, ketika kondisi kesehatannya kembali menurun. Selain mengalami penyumbatan darah ke otak, dokter kali itu mendiagnosa Pak Ogah mengidap batu ginjal dan batu empedu. Mengidap 3 penyakit sekaligus memang sering dialami para lanjut usia (Iansia).
Awal Januari 2022, pulang dari RS kondisi Pak Ogah belum ada perbaikan. Ia mengalami sulit makan dan tidur. Tidak bisa membedakan waktu, siang atau malam. Kadang ia membangunkan keluarga karena mengira hari sudah siang, padahal masih tengah malam.
“Kalau bicara ngelantur. Katanya ingin ketemu Pak Raden (salah satu tokoh di serial Si Unyil, sudah meninggal). Terus bilang pengin pulang, pulang,” papar Ny. Yuyun.
Dua jenis penggumpalan darah
Penggumpalan darah, yang menyebabkan penyumbatan, terbagi dua. Penggumpalan darah di arteri, seperti di jantung atau otak, disebut gumpalan atau trombosis arterial. Dapat menyebabkan stroke (bila terjadi di otak) atau serangan jantung.
Pasien dengan kondisi ini perlu perawatan darurat. Gejalanya berupa sakit dada, napas pendek, bagian bawah wajah bisa mencong, atau beberapa bagian tubuh tiba-tiba mengalami kelumpuhan.
Tipe kedua, penggumpalan darah di vena. Biasanya tidak terjadi dalam waktu seketika melainkan sangat lambat, namun tetap berbahaya bagi penderita. Kasus penggumpalan darah di vena yang terjadi di kaki disebut deep vein thrombosis/DVT, atau trombosis vena dalam. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyerang paru-paru (emboli paru).
- Penggumpalan darah otak
Penggumpalan di otak yang bisa mengakibatkan stroke, memunculkan gejala sakit kepala mendadak dan parah. Biasanya, berbarengan dengan gejala lain seperti kesulitan berbicara atau penglihatan terganggu.
-
Penggumpalan darah di jantung
Ini penyebab serangan jantung. Dada terasa sakit atau terasa berat dan panas, sakit kepala, sesak napas dan keringat dingin.
- Penggumpakan darah di perut
Perut membengkak dan terasa nyeri. Gejala yang mirip bisa terjadi karena virus atau keracunan makanan/minuman.
- Penggumpalan darah paru-paru
Dikenal sebagai emboli paru. Gejala yang muncul di antaranya napas pendek, sakit dada, detak jantung yang cepat. Gejala lain, pasien batuk darah.
- DVT di tangan atau kaki
Gejala dapat berupa pembengkakan, rasa nyeri, kaki tangan seolah lumpuh tak bertenaga, sensasi rasa hangat. Dapat terjadi, warna kulit kemerahan.
Yang dialami Pak Ogah, tampaknya karena faktor usia. Kita percaya, Sang Pencipta akan memberikan yang terbaik bagi semua hamba-Nya. (sur)
______________________________________
Ilustrasi: koransidak.com