Teh dapat menurunkan berat badan? Menurut Dadan Rohdiana, peneliti dari Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, polifenol teh dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat dengan berbagai cara. Pertama, mencegah fungsi enzim amilase, yaitu enzim pada ludah yang memulai proses pencernaan karbohidrat. “Ini mengakibatkan gangguan penyerapan glukosa yang diturunkan dari karbohidrat kompleks,” ujarnya.
Kedua, polifenol mencegah enzim sukrose dan glukosidase, yang penting untuk pencernaan karbohidrat di usus kecil. Ketiga, polifenol mengubah mekanisme transport yang digunakan untuk membawa glukosa melewati dinding atau selaput usus. Akhirnya, terjadi pengurangan penyerapan karbohidrat dan tingkat glukosa darah yang lebih rendah. Inilah alasan yang paling meyakinkan, mengapa teh bermanfaat untuk kasus diabetes mau pun obesitas.
“Secangkir teh tanpa gula atau susu, hanya menerbitkan 4 kalori. Atas dasar ini, teh dapat diterima untuk berbagai diet penurunan berat badan,” papar pria yang juga staf pengajar di Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung.
Penelitian Mitsui Norin Co. Di Shizuoka, Jepang, menunjukkan bahwa polifenol dalam teh dapat menghambat aktivitas amilse pada dosis yang lebih rendah. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa polifenol teh dapat mengendalikan berat badan, tanpa menghilangkan selera makan.
Menurut dokter kenamaan dari AS, dr. Oz, teh fermentasi atau teh pu-erh yang berasal dari China bekerja dengan cara lain, yakni mengecilkan sel lemak. “Rasa tehnya ringan, sehingga Anda tidak perlu menambahkan gula atau susu ke dalamnya. Minumlah 1-2 cangkir per hari,” jelasnya.
Minum teh pu-erh pada waktu yang tepat, yakni satu jam setelah makan siang. Tujuannya adalah untuk membantu tubuh membuang lemak. Tapi, jika teh ini dimimun sebelum makan justru berdampak sebaliknya. Itu karena teh pu-erh akan membersihkan cadangan lemak dalam tubuh dan residu dalam lambung, sehingga akan meningkatkan nafsu makan.
Sejumlah publikasi terkini menegaskan bahwa teh mempunyai kemampuan yang mirip dengan obat penghambat aktivitas enzim lipase. Penelitian dilakukan pada 60 wanita paruh baya yang mengalami obesitas, menjalani diet 1.800 kalori/hari selama 2 minggu. Beberapa wanita memilih suplemen teh saat sarapan, makan siang dan makan malam. Lainnya mengonsumsi pil plasebo.
Kelompok yang mengonsumsi teh, berat badannya berkurang dua kali lebih banyak daripada kelompok plasebo. Pengguna teh mengalami penurunan berat badan tiga kali lebih banyak, daripada yang melakukan diet biasa (tanpa mengonsumsi teh). (jie)
Ilustrasi: Oleksandr Pyrohov from Pixabay