Memahami Cara Kerja Antioksidan Meningkatkan Imunitas

Memahami Cara Kerja Antioksidan Meningkatkan Imunitas di Masa Pandemi

Sejak pandemi COVID-19, antioksidan menjadi primadona, karena diyakini bahwa antioksidan meningkatkan imunitas. Banyak hal yang perlu kita lakukan untuk terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini. Antara lain mencuci tangan, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan, memperhatikan asupan gizi, mengelola stres, istirahat cukup, dan beraktivitas fisik.

Terlebih, banyak pekerja kantor yang mulai masuk kembali hari ini, 8 Juni 2020. Meski PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) telah diperlonggar, tetap perlu menjalankan protokol kesehatan. “Bila PSBB tidak dijalankan dengan disiplin, dan masyarakat lengah menjalankan protokol kesehatan, diperkirakan terjadi gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia setelah Juni 2020,” tegas Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P dari RSUP Persahabatan, dalam siaran pers yang diterima OTC Digest.

Bukannya menakuti, tapi inilah kenyataan yang harus kita hadapi. Kebiasaan yang kita lakukan selama PSBB harus terus dijalankan sebagai bagian dari kehidupan di masa normal baru. Menjaga jarak juga tetap perlu dilakukan. Selain itu tidak bepergian bila tidak perlu, dan memakai masker saat keluar rumah.

Cara kerja antioksidan meningkatkan imunitas

Bagaimana sih sebenarnya cara antioksidan meningkatkan imunitas? “Semua proses yang terjadi di dalam tubuh akan menghasilkan oksidan,” ujar Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, KAI. Ini adalah oksidan yang diahsilkan oleh tubuh sendiri. Namun, paparan lingkungan seperti asap rokok dan polusi udara, akan meningkatkan jumlah oksidan di dalam tubuh.

Oksidan bersifat sebagai radikal bebas. Dalam jumlah tertentu, radikal bebas dibutuhkan oleh tubuh. Sistem imun bahkan memanfaatkan radikal bebas yang disebut ROS (reactive oxygen species) untuk menjaga daya tahan tubuh. Namun bila jumlahnya berlebihan, radikal bebas justru merugikan dan melemahkan daya tahan kita. Dia akan merusak sel-sel dan jaringan tubuh, membuat kita lebih rentan terkena berbagai penyakit.

Untuk itu, jumlah radikal bebas harus diimbangi dengan antioksidan. Dijelaskan oleh Prof. Iris, antioksidan adalah zat yang dapat menetralisir radikal bebas di dalam tubuh. Antioksidan akan “mendonorkan” salah satu elektronnya kepada elektron radikal bebas yang tidak memiliki pasangan. Dengan cara ini, radikal bebas menjadi netral, dan reaksi rantai pembentukan radikal bebas pun bisa dihambat.

“Antioksidan itu salah satu yang akan meningkatkan sistem imun. Kita butuh antioksidan untuk sehari-hari. Terlebih dalam kondisi COVID-19, di mana setiap orang butuh sistem imun yang baik,” tutur Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Menurut penelitian, antioksidan melindungi sel dan jaringan dari serangan radikal bebas. Selain itu, studi terbaru menemukan bahwa suplementasi antioksidan dapat memperbaiki reaksi imun. Beginilah cara antioksidan meningkatkan imunitas secara garis besar.

Sumber antioksidan: cukup dari makanan sehari-hari?

Pada dasarnya, sumber antioksidan seperti vitamin A, C, dan E bisa kita dapatkan dari makanan sehari-hari, misalnya buah dan sayur. Berdasarkan anjuran Organis Kesehatan Dunia (WHO), kita disarankan mengonsumsi 400 gr atau 3-5 porsi buah dan sayur setiap hari. Dengan konsumsi sebanyak ini, mungkin kebutuhakn akan antioksidan kita bisa terpenuhi. Sayangnya, rerata konsumsi buah dan sayur orang Indonesia masih jauh dari angka ini. Berdasarkan data BPJS 2016, rata-rata konsumsi kita hanya 173 gr/hari.

Menurut Prof. Iris, kita bisa menambah asupan antioksidan dengan mengonsumsi suplemen, bila tidak yakin dengan kecukupan konsumsi buah dan sayur. “Misalnya suplemen yang mengandung astaxhantin yang memang sangat khas mengandung antioksidan,” imbuhnya. Kadar antioksidan yang cukup akan membuat tubuh lebih bugar, bergairah, kuat, dan tidak lesu.

Astaxanthin adalah antioksidan golongan karotenoid, yang memiliki potensi antioksidan sangat kuat. Penelitian oleh Govind (2016) dan Ekpe (2018) menemukan, potensi antioksidan astaxanthin mencapai 6.000x lebih kuat dibandingkan vitamin C. Selain itu 500x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin E, 550x lebih kuat bila dibandingkan dengan EGCG (kandungan pada teh hijau), 800x lebih kuat bila dibandingkan dengan Coenzyme Q10, dan 75x lebih kuat bila dibandingkan dengan asam α-lipoat.

Asthin® series merupakan rangkaian suplemen kesehatan yang mengandung astaxanthin sebagai sumber antioksidan. "Asthin® mengandung bahan aktif natural astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis,” terang VP Research & Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si. Struktur astaxanthin yang unik, serta potensi antioksidannya yang besar memungkinkan astaxanthin mampu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif, selain meningkatkan daya tahan tubuh. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Summer photo created by freepik - www.freepik.com