manfaat olahraga, merubah 9 ribu molekul dalam darah

Manfaat Mengejutkan Olahraga : Satu Sesi Olahraga Mengubah 9 Ribu Molekul Di Dalam Darah

Olahraga adalah ‘obat’ murah untuk banyak penyakit. Sekarang penelitian bisa mengungkapkan bila dalam satu sesi olahraga menyebabkan perubahan lebih dari 9 ribu molekul di dalam darah. Ini kenapa olahraga penting untuk kesehatan kita.

Saat kita melakukan aktivitas fisik, akan terjadi perubahan komposisi dari ribuan molekul di dalam darah, menurut studi yang dilakukan oleh Kevin Contrepois, dkk, dari Standford Cardiovascular Institute, Standford University, AS.

Kita sudah mengetahui bahwa olahraga mampu meningkatkan sistem imun, massa otot, fungsi paru dan jantung, atau stamina. Tetapi ini adalah riset yang paling komplit yang memperlihatkan perubahan molekuler di dalam darah saat dan sesudah olahraga.

Peneliti memfokuskan pada berbagai set molekul dalam darah yang terkait dengan berbagai aspek biologis. Riset ini umumnya dikenal sebagai ilmu ‘omics’. Misalnya menghitung dan menganalisa molekul dalam darah yang mempengaruhi metabolisme, mulai dari hormon nafsu makan hingga enzim yang dikeluarkan mikroba usus.

Baru-baru ini banyak penelitian yang melihat omics tertentu yang dipengaruhi olahraga. Sebagian besar fokus pada satu area, seperti metabolomik atau genomik pada orang sehat/bugar, atau pada mereka yang sakit.

Tetapi pada riset yang diterbitkan di jurnal internasional Cell (28 Mei 2020) ini peneliti memutuskan untuk mencoba melakukan ‘sensus’ komplit dari hampir semua molekul yang berubah saat kita berolahraga.

Tim peneliti menghitung berbagai omics dari 100 pria dan wanita dewasa, dan mencatat kondisi kesehatan / kebugaran mereka. Kemudian mereka memilih 36 orang di antaranya, mewakili rentang usia antara 40-75 tahun, dan berbagai tingkat kebugaran dan kesehatan metabolisme.

Beberapa dalam kondisi aerobik yang baik, sementara yang lain tergolong tidak terlalu bugar. Beberapa partisipan memiliki gula darah yang terkontrol, sementara lainnya mengalami resistensi insulin (kondisi prediabetes).

Sebelumnya peneliti mengambil darah setiap partisipan dan meminta mereka menyelesaikan tes stamina standar dengan treadmill; berlari dengan intensitas yang meningkat hingga kelelahan, rata-rata antara 9-10 menit. Peneliti segera mengambil darah lagi setelah olahraga, dan dalam 15, 30 dan 60 menit kemudian.

Sebagai pembanding (kontrol), peneliti mengambil darah dari sebagian partisipan sebelum dan sesudah mereka beristirahat.

Peneliti segera menghitung dan mengkarakterisasi jumlah molekul darah setiap partisipan. Mereka tidak hanya mencari molekul yang diketahui berubah ketika berolahraga, tetapi juga molekul yang mungkin belum diperiksa dalam riset-riset sebelumnya, tetapi muncul dalam riset ini.

Didapati mereka mengukur 17.662 molekul yang berbeda. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya (9.815 molekul) berubah setelah olahraga. Beberapa mengalami peningkatan, lainnya justru berkurang. Beberapa melonjak segera setelah latihan, lalu turun lagi, sementara yang lainnya bertahan dalam jumlah tinggi atau rendah selama satu jam setelah olahraga.

Jenis-jenis molekul juga beragam, ada yang terlibat dalam metabolisme, yang lain untuk respon imun, perbaikan jaringan atau nafsu makan. Dan di dalam kategori-kategori itu, tingkat molekuler berubah selama satu jam. Molekul yang cenderung meningkatkan peradangan melonjak lebih awal, lalu turun, digantikan oleh yang lain yang membantu mengurangi peradangan.

Menariknya, darah tiap orang yang berbeda mengikuti ‘orkestrasi’ yang berbeda. Mereka dengan tanda-tanda resistensi insulin, cenderung mengalami peningkatan yang lebih kecil pada beberapa molekul terkait kontrol gula darah yang sehat, dan peningkatan yang lebih tinggi pada molekul yang terlibat dalam peradangan. Itu menunjukkan efek menguntungkan dari olahraga.

Secara keseluruhan, para peneliti terkejut dengan perubahan profil molekul setelah berolahraga. “Saya berpikir, hanya dengan sembilan menit olahraga, berapa banyak yang akan berubah? Ternyata banyak,” terang dr. Michael Snyder, kepala departemen genetik di Stanford University.

Riset tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya olahraga untuk kesehatan tubuh. Jika hanya dalam satu sesi olahraga memberi keuntungan untuk tubuh bahkan sampai di level molekul, bayangkan bila olahraga dilakukan teratur. (jie)