Mengonsumsi makanan berserat tinggi, terbukti baik untuk penderita diabetes tipe 2 (DM2), karena dapat mempercepat transit makanan di usus. Dalam penelitian terbaru, terbukti ada manfaat lain makanan berserat, yaitu meningkatkan populasi bakteri baik yang memperbaiki kontrol HbA1C. Penelitian ini dilakukan di Tiongkok, dipublikasikan secara online 9 Maret 2018 di Science.
Mengonsumsi makanan mengandung tinggi serat, dapat menyeimbangkan komposisi bakteri baik dan jahat, menurunkan kadar gula darah dan berat badan. Bakteri tertentu diduga efektif menghasilkan asam lemak rantai pendek (ALRP). “Menargetkan bakteri penghasil ALRP dengan memberikan nutrisi spesifik, bisa menjadi pendekatan ekologis baru memanipulasi bakteri usus dalam tatalaksana DM2 dan penyakit terkait disbiosis lainnya,” tulis peneliti, yang dikepalai Liping Zhao, PhD, dari School of Environmental and Biological Sciences, Rutgers University-New Brunswick, New Jersey.
Zhao menjelaskan bahwa mikroba usus memainkan berbagai peran sebagai respons terhadap asupan makanan. Penyakit kronis seperti DM2, mungkin sebagian disebabkan oleh kekurangan produksi ALRP dari fermentasi karbohidrat di usus. Uji klinis menunjukkan, peningkatan asupan karbohidrat yang tidak dapat diantisipasi namun dapat difermentasi (serat makanan), membantu meringankan DM2, namun tanggapan pengobatannya sangat bervariasi. Para penulis mencatat, pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana bakteri usus bereaksi, sebagai spesies individu maupun melalui interaksi satu sama lain, dapat memperbaiki hasil klinis dari intervensi diet.
Dalam penelitian ini, pasien dengan DM2 secara acak dibagi menjadi kelompok kontrol, yang mendapat pengobatan biasa terdiri dari edukasi dan diet biasa (n = 16). Kedua, kelompok diet serat tinggi, yang mengonsumsi biji-bijian, makanan tradisional Tiongkok dan prebiotik (n = 27).
Kadar HbA1C, outcome primer, turun secara signifikan dari baseline pada kedua kelompok. Namun, dari hari ke 28, ada penurunan lebih besar pada kelompok yang mengonsumsi makanan berserat tinggi. Proporsi partisipan yang mencapai kontrol gula darah (HbA1c < 7%) di akhir intervensi (12 minggu), secara signifikan lebih tinggi pada kelompok yang mengonsumsi makanan berserat tinggi (89% vs 50% dalam kelompok kontrol; P = .005).
Dari 141 strain bakteri usus yang menghasilkan ALRP, hanya 15 yang meningkat dengan konsumsi makanan berserat tinggi. Ke-15 bakteri inilah yang paling banyak memberi manfaat pada kesehatan. Ke-15 bakteri ini membentuk kelompok yang mendorong produksi ALRP (terutama butyrate dan asetat) dari ekosistem usus.
“Meningkatkan bakteri penghasil ALRP, selain meningkatkan manfaat, juga mempertahankan lingkungan usus yang menjaga bakteri jahat menjauh,” kata Zhao. “Data klinis kami mengindikasikan bahwa meningkatkan konsumsi karbohidrat tidak dapat dicerna, tapi bisa difermentasi cukup untuk menginduksi perbaikan metabolik pasien DM2.”
Dalam ulasan dari Universitas Rutgers, Zhao menunjukkan bahwa penelitian mereka membuka kemungkinan untuk pasien dengan DM2 bahwa, ”Serat yang menargetkan kelompok bakteri ini, dapat menjadi bagian utama dari pola makan dan pengobatan.”
Ilustrasi: Gambar oleh Shutterbug75 dari Pixabay