Minum secangkir kopi di pagi hari sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Tetapi pernahkan Anda mencoba kopi jamur? Kopi jamur terdengar aneh untuk telinga orang Indonesia, tetapi ternyata sejarah kopi jamur sudah sejak perang dunia ke 2. Masyarakat Finlandia menggunakan jamur sebagai pengganti kopi di zaman perang.
Jika Anda membayangkan kopi jamur sebagai kopi dengan topping jamur di atasnya Anda salah. Kopi jamur merupakan campuran antara biji kopi dan jamur yang digiling halus. Menghasilkan kopi yang pekat, halus dan pedas.
Menurut Amber Charles, MSPH, RDN, dilansir dari Healthline, dalam pembuatannya, jamur yang digunakan adalah jamur obat, bukan jamur untuk makanan seperti shitake atau portobello.
Jamur obat yang biasa dipakai untuk campuran kopi ini seperti chaga, turkey’s tail, lion’s mane, reishi atau cordyceps.
Walau rasa dan aromanya tidak begitu berbeda dengan kopi pada umumnya, kopi jamur memiliki manfaat kesehatan lebih, termasuk mengurangi kegelisahan dan meningkatkan imunitas.
Rendah kafein
Kopi jamur banyak dijual dengan label rendah kafein. Ini menguntungkan bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, seperti mereka dengan riwayat maag, anak-anak atau ibu menyusui.
Walau umumnya konsumsi kafein hingga 400 mg per hari jarang menyebabkan efek samping, kondisi ini bisa berbeda pada mereka yang sensitif kafein. Sangat mungkin menyebabkan jantung berdetak lebih kencang, gelisah, nyeri lambung, dll, bahkan saat mengonsumsi kopi rendah kafein.
“Pada kopi jamur, bubuk jamur biasanya dicampur dengan biji kopi bubuk dalam jumlah yang sama. Karena bubuk jamur tidak mengandung kafein, maka kandungan kafein produk akhir menjadi setengahnya dibandingkan dengan kopi biasa,” terang Amber.
Dari meningkatkan imunitas sampai anti alergi
Jamur obat terkenal sebagai salah satu obat tradisional paling popular di China. Jamur obat mengandung senyawa adaptogen yang diketahui mampu meningkatkan respons tubuh terhadap stres.
Sementara kafein dalam kopi juga telah lama dikenal bersifat stimulan. Ia akan meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi dan melebarkan saluran udara di paru-paru.
Studi meta analisis oleh E. Motofsky, dkk (2012), menganalisa berbagai studi tentang kopi dan dan risiko gagal jantung, dari Januari 1966-Desember 2011. Hasilnya, kopi justru memberi efek positif terhadap kesehatan jantung.
Saat digabungkan antara kopi dan jamur maka peneliti menjumpai beberapa potensi manfaatnya untuk kesehatan:
- Meningkatkan imunitas. Dalam studi di tabung reaksi, jamur turkey’s tail dan substrat yang difermentasikan menunjukkan beberapa sifat meningkatkan imunitas. Riset ini dilakukan oleh Kathleen F Benson, dkk., dari NIS Labs di Oregon, AS. Dipublikasikan di jurnal BMC Complementary and Alternative Medicine (2019).
- Mencegah kanker. Beberapa riset – salah satunya oleh Ahmet Unlu di Journal of the Balkan Union of Oncology 2016 - menyebutkan jamur reishi, turkey’s tail, chaga, lion’s mane dan cordyceps selain mencegah kanker, juga berpotensi sebagai terapi pendukung kanker, seperti mengurangi mual dan muntah.
- Antiulcer. Penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bila jamur chaga dapat membantu melawan bisul.
- Antialergi. Dalam studi di jurnal International Immunopharmacology (2020) diketahui bila jamur chaga juga mampu menekan aktivitas sel kekebalan yang bertanggung jawab atas respons alergi makanan.
- Mengurangi risiko penyakit jantung. Riset Mohammad Azizur R, dari Institute of Biological Science, University of Malaya, Malaysia, membuktikan ekstrak jamur reishi berpotensi untuk mengurangi kolesterol darah, yang berarti juga mengurangi risiko penyakit jantung koroner. (jie)