Penyakit herpes zoster mengintai kelompok lanjut usia (lansia). Penyebabnya virus Varicella zoster. Virus ini sama dengan yang membuat kita kena cacar air, di masa anak-anak. “Cacar sembuh, virus tetap bercokol di dalam tubuh, sembunyi di ganglion,” papar dr. Hanny Nilasari, Sp.KK dari Kelompok Studi Herpes Perdoski (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin). Ganglion adalah benjolan kecil di serabut saraf dekat tulang belakang, yang mengatur saraf sensorik.
Yang pernah kena cacar air, berisiko kena herpes zoster. Lansia berisiko lebih besar karena imunitas tubuh menurun. Risiko lansia kena herpes zoster, 10x lipat dibanding usia muda. Data di 13 RS (rumah sakit) pendidikan di Indonesia 2011-2013, puncak kasus herpes zoster terjadi di usia 45-64 tahun. Komplikasi nyeri pasca herpes (NPH), juga banyak terjadi pada lansia.
Sebanyak 60.000 kematian orang dewasa - khususnya lansia - dapat dicegah dari herpes zoster dengan vaksinasi. Ini berarti 200x lipat dari kematian yang bisa dicegah dengan vaksinasi pada anak. “Vaksinasi juga bisa mencegah dirawat di rumah sakit, meningkatkan kualitas hidup, memungkinkan pasien tetap bekerjah, dan mencegah komplikasi,” tutur Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM, FACP, Guru Besar Alergi dan Imunologi FK Universitas Indonesia.
Karena manfaatnya yang besar, Amerika Serikat (AS) melakukan vaksinasi herpes zoster pada 1 juta penduduk usia >60 tahun. Hasilnya, 11 ribu orang tidak dirawat RS; 11 ribu tidak perlu ke UGD; 360 ribu tidak berobat ke dokter, dan >24 ribu tidak merasa nyeri berkepanjangan akibat herpes zoster. “Vaksinasi itu investasi jangka panjang,” tegas Prof. Samsu. Kini di AS, vaksin herpes zoster diberikan pada usia >50 tahun.
Vaksin memicu kekebalan tubuh dan meningkatkan imunitas seluler, sehingga virus di ganglion dorsal ditekan, agar tidak menjadi aktif. Bila penyakit tetap muncul, komplikasinya jauh lebih ringan. Hasil studi SPS (Shingles Prevention Study) dan ZEST (ZOSTAVAX Efficacy and Safety) menunjukkan, vaksinasi mengurangi 70% kejadian herpes zoster pada usia 50-59 tahun, dan 59% pada kelompok usia >60 tahun dibanding plasebo (obat kosong), dan kejadian NPH berkurang 67% pada kelompok usia >60 tahun. Setelah 6 minggu, hasil pemeriksaan antibodi lebih tinggi pada mereka yang mendapat vaksin, ketimbang plasebo.
Vaksin herpes zoster direkomendasikan bagi usia >50 tahun, dan bagi usia <50 tahun dengan penyakit kronis. “Tidak semua obat dapat menuntaskan infeksi, apalagi infeksi virus. Paling tepat ya melakukan pencegahan,” ujar dr. Hanny. (nid)