kasus covid-19 di bangkalan meningkat

Kasus di Bangkalan Melonjak, Tak Ada yang Kebal Covid-19

Para petugas di jembatan Suramadu di sisi Madura, Jawa Timur, melakukan pengetatan terhadap warga yang hendak melintas ke Surabaya. Warga Madura, Bangkalan khususnya, yang tidak memiliki urusan penting diminta balik arah. “Ya, kami melakukan pengetatan dan menghimbau masyarakat untuk putar balik, jika tidak memiliki urusan penting di Surabaya,” ujar  Kapolres Bangkalan AKBP Didik Hariyanto.

Pengetatan dilakukan karena di Bangkalan terjadi lonjakan kasus Covid-19, terlebih dalam sepekan terakhir. Pada hari Kamis 3 Juni 2021 diketahui ada 7 kasus baru. Esok harinya, Jum’at tanggal 4 Juni ada 5 kasus. Turun menjadi 4 kasus pada hari Sabtu 5 Juni. Tetapi esoknya, hari Minggu 6 Juni 2021, melonjak sampai 25 kasus Covid-19; dua di antaranya  meninggal dunia. Dari 25 kasus positif Covid-19 hari Minggu itu, yang 20 orang adalah tenaga kesehatan.

“Ini penambahan kasus terbanyak usai libur Lebaran,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Sugianto Zain. Secara akumulatif, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan ada 1.779 orang. Pasien sembuh 1.520 orang dan meninggal 180 orang. Saat ini jumlah kasus Covid-19 aktif 79 orang.

Melonjaknya kasus dalam satu minggu terakhir, disinyalir karena dua hal. Pertama, karena masyarakat sulit meninggalkan tradisi Lebaran ketupat. Yakni budaya makan ketupat bersama, yang dilakukan satu minggu setelah hari Idul Fitri, atau setelah 6 hari berturut-turut melakukan puasa Syawal. Kedua, menurut Agus Sugianto, “Banyak PMI (pekerja migran Indonesia) yang kembali ke Bangkalan." Mayoritas pekerja migran dari Jawa Timur memang berasal dari Bangkalan. "Jadi, ada klaster keluarga dan transmisi lokal yang menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan," ujar Agus.

Penyebab lain, karena masih banyak yang merasa kebal terhadap virus corona, sehingga mereka abai menerapkan protokol kesehatan. Dan, ada kebiasaan menyangkut masalah kesehatan. “Ketika sakit sudah makin parah, barulah pasien dibawa ke rumah sakit," kata Agus. Itu sebabnya, pasien yang tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia, umumnya tak sampai 24 jam sejak sampai ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan. “Perlu kerja ekstra keras untuk menyadarkan masyarakat, agar mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

Melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan, membuat 2 fasilitas pelayanan kesehatan --Puskesmas Arosbaya dan Puskesmas Tongguh -- ditutup. Penutupan karena 29 tenaga kesehatan yang bertugas di kedua Puskesmas ini terjangkit Covid-19. Secara umum, jumlah sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan di Bangkalan dinilai perlu ditambah. Anggaran untuk penanganan Covid-19 juga terbatas."Berbeda jauh dengan Surabaya," tutur Agus.

Kasus Covid-19 tertinggi di Bangkalan terjadi di Kecamatan Arosbaya, yang saat ini berstatus zona merah. Di 17 kecamatan lain, kasus Covid-19 relatif terkendali. Kasus di Kecamatan Arosbaya tinggi pasca-libur Lebaran, karena tradisi kumpul keluarga, dipicu kepulangan para migran ke kampong halaman.

Pemkab Bangkalan dibantu petugas dari Pemprov Jawa Timur, kini tengah melakukan swab dan tracing di lapangan. Alhamdulillah, masyarakat yang semula cenderung menolak, bersedia mengikuti anjuran pemerintah. Petugas yang terjun ke lapangan, tidak mengalami hambatan yang berarti.

Menurut Kapolres Bangkalan AKBP Didik Hariyanto, pengetatan bagi warga Bangkalan dan pengendara yang akan melintasi Jembatan Suramadu, dilakukan secara bijak. "Tetap ada pengetatan, tapi juga kita longgarkan. Kalau di sini jalan, di sana diperketat, dan sebaliknya," katanya Minggu 6 Juni 2021.

Pagar pembatas jembatan Suramadu dijebol

Disayangkan, hariMinggu kemarin ratusan pengendara sepeda motor  nekat menjebol pagar pembatas jembatan Suramadu sisi Surabaya. Mereka berusaha menghindari tes swab antigen massal, yang digelar Pemkot Surabaya. Sejumlah pengendara roda 4 juga mencopot rantai di bentang tengah jembatan, agar  bisa putar balik ke Madura untuk menghindari tes swab. Kasatlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Eko Adi Wibowo membenarkan adanya penjebolan oleh pengendara roda dua dan roda empat.

Untuk mengatasi situasi, sejumlah petugas digeser ke area yang dinilai rawan. Sedangkan tes swab, “Sesuai perintah pak Walikota Surabaya, tes terus dilakukan tanpa kecuali, Semalam tes dilakukan sampai jam 2 dini hari." tutur AKBP Eko Wibowo. (sur)

 

Ilustrasi: Doctor vector created by freepik - www.freepik.com