Diabetes yang tidak terkontrol diketahui bisa menyebabkan berbagai komplikasi ke organ-organ vital, seperti sistem saraf, mata, ginjal bahkan jantung. Yang tidak banyak diketahui adalah bila diabetes juga bisa mempengaruhi fungsi hati. Dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan hati.
Kadar gula yang tidak stabil bisa memicu peradangan hati. Peradangan ini mendorong munculnya lemak di hati; disebut penyakit perlemakan hati non alkohol (non-alcoholic fatty liver disease/ NAFLD atau non-alcoholic steatohepatitis / NASH). Disebut demikian (non alkohol) karena alkohol rentan menyebabkan penimbunan lemak di hati.
Umumnya perlemakan hati tidak menimbulkan gejala, biasanya seseorang baru menyadari adanya kelainan di hati saat melakukan pemeriksaan darah atau ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan radiologis perut.
Perlemakan hati berpotensi berkembang menjadi penyakit hati kronis yang lebih serius, seperti sirosis hingga kanker hati.
Perlu diketahui bahwa hati (lever) berperan penting dalam keseimbangan dan metabolisme glukosa. Dr. dr. Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM, dari RS Premier Bintaro, menjelaskan kondisi hiperglikemi (gula darah tinggi) akan menyebabkan gangguan fungsi pembuluh darah mikro.
“Disertai dengan adanya resistensi insulin – yang terjadi pada pasien diabetes –, stres oksidasi dan reaksi peradangan lain menyebabkan terjadinya perlemakan hati,” terangnya dalam sesi webinar apotek bertema Perlemakan Hati dan Gaya Hidup Masa Kini, Selasa (24/11/2020).
Perlemakan hati non alkohol pun bisa disebabkan oleh penyakit lain seperti hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, di mana penyakit-penyakit tersebut juga terkait dengan diabetes. Penderita diabetes yang juga memiliki gangguan metabolisme tersebut berisiko lebih besar mengalami perlemakan hati.
Perlemakan hati tahap – disebut steatosis - awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Seiring berjalannya waktu, imbuh dr. Indra, akumulasi lemak di hati akan menyebabkan reaksi peradangan (steatohepatitis / NASH). Biasanya muncul gejala nyeri di perut atas kanan.
Perlemakan hati tahap lanjut disebut fibrosis, muncul jaringan parut di hati. Walau hati masih bisa berfungsi normal dengan adanya fibrosis, kemampuannya akan berkurang jika fibrosis terus berkembang.
Tahap akhir kerusakan hati disebut sirosis, di mana jaringan hati yang normal digantikan dengan jaringan parut sehingga struktur dan fungsi hati terpengaruh. Dapat menyebabkan gagal hati atau kanker hati.
Format pencegahan yang klise
Pencegahan penyakit ini menitikberatkan pada pengaturan gula darah. Walau terdengar klise, tapi terbukti efektif.
Selama ini masih banyak orang yang beranggapan bila seseorang dari keturunan dengan penyakit diabetes, pasti juga akan menderita diabetes. Ternyata tidak sepenuhnya benar. Saat ini diabetes lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup.
“Walau lebih berisiko, keturunan diabetes bisa terbebas dari diabetes kalau menjaga pola makan, olahraga teratur, menurunkan/menjaga berat badan, berhenti merokok, tidak konsumsi alkohol dan kendalikan stres,” imbuh dr. Indra.
Pola makan yang direkomendasikan dengan membatasi konsumsi gula maksimal 50 gr/hari (4 sendok makan), garam <5 gr/hari (1 sendok teh), dan lemak <67 gr /hari (5 sendok makan minyak goreng).
Selain itu mengganti karbohidrat sederhana (nasi putih, mie, atau gula yang ditambahkan di minuman) dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, jagung, singkong, gandum dll). Perbanyak sayur dan buah karena akan membuat rasa kenyang lebih lama serta gula darah lebih stabil.
Lakukan olahraga rutin 3-5 kali seminggu, dengan intensitas ringan – sedang (60-70% detak jantung maksimal), selama 30-60 menit.
“Jenis olahraganya endurans (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti jalan, jogging, berenang atau bersepeda,” kata dokter yang juga praktik di RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta, ini.
Penting untuk mengurangi berat badan untuk mencegah terjadinya perlemakan hati, “Karena 70-95% orang obes alami perlemakan hati,” tambahnya.
Dr. Indra juga menekankan untuk menghindari pemakaian / konsumsi lemak jenuh dengan lemak tak jenuh ganda, menghindari konsumsi alkohol dan perbanyak konsumsi probiotik. (jie)