Peneliti menemukan zat dalam kopi yang ternyata mampu cegah kanker prostat | OTC Digest

Peneliti temukan zat dalam kopi yang ternyata mampu cegah kanker prostat

Untuk pertama kalinya, peneliti mampu mengidentifikasi zat dalam biji kopi yang mampu mencegah pertumbuhan kanker prostat. Riset ini dipaparkan dalam kongres the European Association of Urology setelah dipublikasikan di jurnal medis The Prostate (2018).

Kopi memiliki campuran senyawa kompleks yang telah terbukti mempengaruhi kesehatan manusia, secara positif atau negatif. Ada semakin banyak bukti bahwa minum kopi jenis tertentu dikaitkan dengan pengurangan risiko kejadian kanker, termasuk kanker prostat.

Baca juga : Kopi Cegah Kanker Kolon

Beberapa ilmuwan Jepang telah mempelajari efek dua senyawa dalam kopi, kahweol asetat dan cafestol, pada sel kanker prostat hewan coba. Senyawa tersebut menghambat pertumbuhan sel yang resisten terhadap obat antikanker umum, seperti cabazitaxel.

Awalnya peneliti menguji enam senyawa alamiah biji kopi pada proses proliferasi (pengulangan siklus) sel kanker prostat manusia secara in vitro (dalam cawan petri). Mereka menemukan bahwa sel-sel yang berinteraksi dengan kahweol asetat dan cafestol tumbuh lebih lambat.

Mereka kemudian menguji senyawa-senyawa ini pada sel-sel kanker prostat yang telah ditransplantasikan ke 16 ekor tikus; 4 tikus dengan kahweol asetat, 4 tikus dengan cafestol, 4 tikus diberi kombinasi kahweol asetat dan cafestol, dan 4 sisanya adalah kelompok kontrol.

Riset ini dipimpin oleh dr. Hiroaki Iwamoto, dari Departemen Terapi Kanker dan Urologi Integratif, Sekolah Pascasarjana Ilmu Kedokteran Universitas Kanazawa, Jepang.

“Kami menemukan bahwa baik kahweol asetat dan cafestol menghambat pertumbuhan sel kanker tikus. Terapi kombinasi tampaknya bekerja secara sinergis, yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan tumor secara signifikan, dibanding tikus yang tidak diobati (kelompok kontrol).

“Setelah 11 hari, tumor yang tidak diobati tumbuh sekitar 3 ½ kali (342%) dari volume awal. Sedangkan tumor pada tikus yang diobati dengan kedua senyawa hanya tumbuh sekitar 1 ½ (167%) dari ukuran aslinya,” papar dr. Hiroaki, dilansir dari sciencedaily.com.

Sebagai pilot study (studi percontohan), mereka menunjukkan bahwa penggunaan kedua senyawa tersebut layak secara ilmiah, tetapi perlu diselidiki lebih lanjut; namun bukan berarti tidak bisa diterapkan pada manusia.

Peneliti juga menemukan pengurangan pertumbuhan sel tumor yang ditransplantasikan, bukan pada sel tumor asli. Ini berarti bahwa senyawa-senyawa ini tampaknya memiliki efek pada sel-sel yang kebal terhadap obat kanker prostat dalam keadaan yang tepat.

Tim peneliti saat ini sedang mempertimbangkan bagaimana bisa menguji temuan itu dalam sampel yang lebih besar, dan kemudian pada manusia.

Kopi Arabika

Kahweol asetat dan cafestol  adalah hidrokarbon yang secara alami ditemukan dalam kopi Arabika. Proses pembuatan kopi diketahui bisa mempengaruhi apakah senyawa ini tetap dalam kopi setelah diseduh, atau ikut hilang saat mereka disaring.

Profesor Atsushi Mizokami dari Departemen Terapi Kanker dan Urologi Integratif, Sekolah Pascasarjana Ilmu Kedokteran Universitas Kanazawa, Jepang) menambahkan:

"Ini adalah temuan yang menjanjikan, tetapi mereka tidak boleh membuat orang mengubah konsumsi kopi mereka. Kopi dapat memiliki efek positif dan negatif, misalnya dapat meningkatkan hipertensi.

Baca juga : Kopi Pahit Lebih Baik

“Jadi kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang mekanisme di balik temuan ini sebelum kita dapat pikirkan aplikasi klinis. Namun, jika kami dapat mengkonfirmasi hasil ini, kami mungkin memiliki kandidat untuk mengobati kanker prostat yang resistan terhadap obat." (jie)