Liburan, betapa menyenangkan! Apalagi bagi anak-anak. Namun, menempuh perjalanan darat, laut dan.atau udara, bisa membuat seseorang terserang mabuk perjalanan.
Terlebih bila kendaraan yang dinaiki terguncang-guncang, misal karena jalanan mendaki atau menurun dan berkelok-kelok, ombak besar dan lain-lain. Kondisi itu bisa membuat kepala pusing, perut mual dan muntah, membuat perjalanan yang seharusnya menyenangkan tak bisa dinikmati.
Mengapa seseorang mengalami mabuk perjalanan? Hal itu berhubungan dengan orientasi ruang/tempat, yang menginformasikan otak tentang posisi tubuh. Seperti, ke arah mana pergerakan terjadi dan apakah tubuh ikut bergerak atau hanya diam.
“Informasi ini dikoordinir sistem pusat keseimbangan, yang disebut sistem vestibular yang terletak di telinga bagian dalam. Dipengaruhi oleh interaksi 3 indera: mata, telinga dan perabaan (kulit, otot dan persendian),” ujar Melissa Conrad Stoppler, MD., dari Georgetown University School of Medicine.
Telinga bagian dalam memonitor arah pergerakan, seperti berbelok, maju-mundur, bergeser ke samping dan gerakan naik-turun. Mata mengawasi posisi tubuh dalam suatu ruangan/tempat. Mata juga memberi informasi ke otak, tentang arah gerakan.
Saraf sensorik di kulit memberitahukan, apakah tubuh menyentuh tanah atau tidak. Sementara otot dan persendian melaporkan, bagian tubuh mana yang bergerak. Semua informasi itu diolah dan dikoordinasikan pada sistem saraf pusat. Ketika terjadi ketidakcocokan informasi dari/ ke indera-indera tersebut, muncul gangguan pada sistem vestibular.
Baca juga : Hindari Ancaman Diare Perjalan
Manfaat Berlibur Bagi Kesehatan
Ketidaksinkronan akan merangsang keluarnya histamin (hormon stres), asetilkolin (neurotransmitter yang berfungsi sebagai perangsang) dan norepinefrin (neurotransmitter di otak yang mengontrol emosi). Otak memerintah tubuh untuk bereaksi dengan keluar keringat dingin, gelisah, mual dan muntah. Inilah yang disebut mabuk perjalanan.
Mabuk perjakanan dapat dihindari dengan duduk di muka (dekat supir), sehingga dapat melihat arah jalan. Fokuskan mata pada benda yang jauh. Buka jendela mobil agar ada sirkulasi udara. Jika berada di kapal, ajak anak jalan-jalan di geladak menikmati angin laut.
Tidak disarankan bepergian dalam keadaan perut kosong, karena dapat memicu produksi asam berlebih dan membuat rasa mual. Sebaiknya, isi perut jangan terlalu penuh, karena goncangan dapat memicu rasa ingin muntah.
Makanan yang mengandung jahe, dapat membantu mengatasi rasa mual. Makanan ringan yang menyegarkan seperti permen atau jeruk, juga dapat membantu.
Mabuk perjalanan sebenarnya dapat dicegah. Menurut Dr. Stopper, obat antimabuk bekerja menghambat keluarnya histamin dari tubuh, sehingga mencegah timbulnya rasa mual dan pusing. Agar efektif, obat disarankan dikonsumsi 30 menit menjelang perjalanan dan dapat diulang tiap 4 - 6 jam. (jie)