Manfaat bawang putih sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut catatan manuskrip, bawang putih (Allium sativum) sudah digunakan untuk pengobatan lebih dari 5000 tahun. Namun baru sekitar tahun 1858, tanaman ini dikenal memiliki aktivitas antibakterial yang kuat.
Seratus tahun kemudian, sekitar tahun 1955, penelitian di Rusia membuktikan ekstrak bawang putih mampu mengikat dan membuang senyawa logam berat (merkuri, cadmium dan arsenik) dari dalam tubuh.
Masyarakat Korea biasa membuat fermentasi bawang putih, untuk makanan sehari-hari. Karena proses fermentasi, warnanya berubah sehingga disebut bawang putih hitam. Kulit luarnya berwarna putih kecoklatan seperti bawang putih biasa, namun daging umbinya berwarna hitam, kenyal seperti dodol.
Jika dimakan mentah, rasanya lebih manis dan tidak meninggalkan rasa pedas di mulut, sehingga cocok dikonsumsi oleh mereka yang tidak terlalu suka aroma bawang yang kuat.
Double antioksidan
Fermentasi bawang putih mengandung antioksidan dua kali lebih banyak, dibanding bawang putih biasa. Antioksidan dalam keluarga bawang antaralain ada di senyawa organosulfur – yang menyebabkan mata berair ketika mengupas bawang. Tujuan utamanya adalah untuk mengusir serangga yang ingin memakan bawang.
Selain mengusir serangga, bawang mengusir kanker. “Kami menemukan, bahan sulfur pada bawang putih dan bawang bombai berpotensi untuk menyembuhkan kanker usus besar, kerongkongan dan payudara,” papar Michael Wargovich, Direktur Penelitian Dasar di South Carolina Cancer Center.
Dalam studi pada binatang tahun 2009 di Jepang, seperti ditulis dalam jurnal Medicinal and Aromatic Plant Science and Technology, peneliti melihat ekstrak bawang putih hitam lebih efektif mengecilkan ukuran tumor, dibanding bawang putih biasa. Tampaknya proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan antioksidan dalam bawang.
Senyawa organosulfur yang tampak menonjol adalah s-allylcycteine (SAC). Penelitian menunjukkan beberapa manfaat SAC, salah satunya menghambat pencampuran kolesterol dalam darah.
Sahabat pembuluh darah
Secara umum, penelitian menunjukkan konsumsi bawang putih menguntungkan kesehatan pembuluh darah. Bawang putih biasa atau fermentasi, mampu menurunkan trigliserid dan total kolesterol antara 5-15%.
Kemampuan di atas bukan yang paling top dari manfaat bawang untuk pembuluh darah. Keunggulannya datang dari kemampuannya melindungi sel darah dan pembuluh darah dari proses peradangan dan oksidasi.
Jika proses regenerasi sel pembuluh darah kalah cepat dari oksidasi, pembuluh darah menjadi keras (arterosklerosis). Akibatnya, kolesterol lebih gampang menempel dan membentuk plak. Senyawa-senyawa organosulfur dari bawang dapat membantu regenerasi sel pembuluh darah.
Senyawa Ajoene - salah satu bagian dari organosulfur - berdasar penelitian, mampu mencegah platelet (komponen darah yang berperan dalam pembekuan darah) menjadi terlalu lengket, di mana berisiko menyebabkan penggumpalan dan menyumbat pembuluh darah.
Yang tak kalah menarik adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah. Para peneliti menyatakan bahwa allicin dari bawang putih mampu menghambat aktivitas angiotensin II. Ini adalah bagian kecil dari protein, yang membantu kontraksi pembuluh darah.
Ketika kontraksi darah mengalir lewat pembuluh darah, dan bila ada penyempitan pembuluh darah maka tekanan darah meningkat. Dengan menghambat aktivitas angiotensi II, allicin bisa membantu mencegah peningkatan tekanan darah yang tidak diinginkan.
Senyawa organosulfur yang lain, yakni polysulfides, bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara melebarkan pembuluh darah. (jie)