Sebagian orang merasa sulit BAB (buang air besar) saat bepergian, apalagi ketika menginap di tempat baru. Di luar kondisi “unik” ini, secara umum, ketika berlibur kita berhadapan dengan berbagai faktor risiko yang bisa memicu sembelit. Seperti diungkapkan oleh travel blogger Awan Yulianto, berdasarkan pengalamannya. “Biasanya sembelit dipicu perubahan pola makan, stres, kurang olahraga saat traveling, dan menunda BAB di perjalanan,” ungkapnya, dalam bincang-bincang Go with Your Gut yang diselenggarakan Dulcolax di Kompas Travel Fair, Sabtu (21/09/2019). Studi menyebut, 4 dari 10 orang mengalami sembelit saat liburan.
Ketika berlibur, kita terlalu sibuk berwisata kuliner, sehingga lupa makan buah dan sayur, bahkan mungkin kurang minum air putih. Rutinitas olahraga pun biasanya terlupakan. Padahal konsumsi serat dan air, serta berolahraga sangat penting untuk menjaga kelancaran pencernaan dan mencegah sembelit.
Baca juga: Waspadai Sembelit saat Liburan
Masalahnya bertambah lagi saat berlibur ke luar negeri dengan zona waktu yang sangat berbeda; tak jarang yang mengalami jet lag. Jet lag membuat irama sirkadian tubuh kita kacau; malam hari sulit tidur dan gelisah, sedangkan siang hari sangat mengantuk. Kondisi ini juga mengganggu kerja sistem pencernaan, membuat kita rentan mengalami sembelit.
Sembelit diartikan BAB kurang dari tiga kali seminggu. Simak jurus di bawah ini, agar liburan tak terganggu masalah sembelit. Akibat sembelit, perut terasa kembung dan begah karena kotoran menumpuk di usus. Dalam jangka panjang, sembelit bisa memicu wasir, hingga sumbatan pada usus. Simak jurus di bawah ini, agar liburan tak terganggu masalah sembelit.
- Bawa selalu air minum di ransel, dan minumlah tiap kali ada kesempatan. mungkin akan sedikit repot karena harus sering ke kamar mandi, tapi jauh lebih baik daripada terkena sembelit.
- Belilah buah begitu sampai di tempat tujuan, lalu simpan di meja dekat tempat tidur. Dengan demikian, kita akan ingat untuk makan buah sebelum sarapan dan/atau sebelum tidur. “Kalau wisata ke negara Asia, kan sangat mudah menemukan penjual buah di pinggir jalan,” ujar Awan.
- Masukkan menu sayur ketika berwisata kuliner.
- Bangun sedikit lebih pagi, sempatkan untuk berolahraga sejenak, meski ‘hanya’ 15 menit berjalan kaki di sekitar penginapan.
- Bila memungkinkan, jangan menahan BAB.
- Bila mengalami jet lag, tips dari Awan, ia akan berusaha tidur dan makan menyesuaikan waktu di negara tujuan, sesulit apapun itu. “Biasanya akan terbiasa seteah dua tiga hari. Begitu pun dengan pola makan,” ujarnya. Ini akan membantu irama sirkadian tubuh kembali selaras, sehingga saluran cerna bisa bekerja sebagaimana mestinya.
- Bawalah obat pencahar, dan konsumsi bila perlu. Obat antisembelit dengan kandungan bisacodyl bekerja dengan merangsang usus besar untuk berkontraksi, feses (tinja) lebih murah dikeluarkan.
Agar tidak mengganggu liburan, ada trik mengonsumsi obat pencahar. “Pencahar seperti Dulcolax bekerja dalam 6 – 8 jam. Jadi kita bisa minum sebelum tidur, dan pagi harinya BAB lancar,” pungkas Yosephine Carolline, Category Manager Consumer Healthcare Sanofi Indonesia. (nid)
Baca juga: Keluhan Diare dan Sembelit Menjelang Haid
____________________________________________