Tanaman Neem, memiliki banyak sebutan, seperti Mimba, atau Intaran. Masyarakat Madura mengenalnya sebagai Mempheuh. Tanaman ini sejak lama dipakai untuk obat berbagai masalah kulit.
Neem berasal dari Asia Selatan, tepatnya di India dengan nama latin Azadirachta indica. Daun neem secara tradisional digunakan untuk obat jerawat, menghaluskan / melembapkan kulit, hingga menyembuhkan luka baru.
Obat jerawat
Penggunaan neem sebagai obat jerawat tergolong mudah, yakni dengan membuat pasta dari adonan daun mimba dan air hangat, boleh ditambahkan kunyit –kunyit juga dikenal memiliki efek antiseptik.
Pakai pasta mimba seperti menggunakan masker wajah. Bilas sebelum masker ini benar-benar mengeras (sekitar 20 menit). Membiarkannya mengeras di kulit dapat membuat kulit kering dan menyebabkan iritasi ringan. Iritasi adalah hal yang wajib dihindari dalam pengobatan jerawat.
Menjaga kelembaban kulit
Rebusan daun mimba dapat dipakai sebagai toner kulit. Rebus sekitar 20 lembar daun mimba dengan setengah liter air sampai daun melembut dan berubah menjadi hijau. Saring dan simpan dalam botol. Gunakan cairan ini sebagai toner kulit dengan menyekakan pada wajah tiap malam.
Sementara untuk mengontrol minyak, pasta daun mimba dicampur dengan jus lemon dan sedikit yogurt. Ini tidak hanya mencegah dan mengendalikan kelebihan minyak, tetapi juga mecegah jerawat kembali muncul – salah satu masalah membandel pada jenis kulit berminyak.
Pada kulit kering, neem pun membantu menjaga kelembaban kulit. Secara tradisional bubuk neem dicampur dengan air dan beberapa tetes minyak biji anggur, kemudian dibalurkan ke kulit wajah.
Pengaplikasian secara rutin memberi manfaat lain, selain menjaga kelembaban kulit wajah, juga menyingkirkan komedo dan kulit wajah kencang plus halus.
Obat candidiasis
Dalam pengobatan tradisional Jawa, mimba tercatat dipakai untu obat gangguan penyakit kulit. Penelitian Suswardana, dari Unika Atmajaya, 2007, menyatakan senyawa pada minyak neem diketahui memiliki sifat antimikotik (antijamur) terhadap jamur malassezia dan dematofita.
Studi lain oleh Retno Sintowati, dari Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, menyatakan bahwa sifat antijamur dari daun mimba berpotensi dijadikan obat tradisional untuk candidiasis; penyakit yang disebabkan jamur Candida albicans yang ada pada mulut, tenggorokan, daerah kelamin, dan penyakit kulit lainnya.
Mengontrol reaksi alergi di kulit
Mimba diketahui memiliki fitokimia yang merangsang kekebalan dan sifat regeneratif yang bisa membantu kulit untuk melawan patogen di permukaan kulit, sehingga menjaganya tetap kenyal. Sifat anti-inflamasi dan analgetiknya dapat membantu “menenangkan” kulit pada mereka yang menderita alergi.
Cara lain pemanfaatan daun mimba adalah pada saat mandi. Yakni mencampurkan daun mimba yang sudah dikeringkan ke dalam bath up (bisa menggunakan ember besar jika tidak ada bath up), ini akan seperti membuat teh tubruk. Kemudian berendamlah beberapa saat.
“Cara ini bagus bagi mereka yang memiliki eksim. Berendamlah 5-10 menit,” ujar Chaudhary.
Obat luka
Ahli botani H. Schmutterer menyebut mimba sebagai wonderful tree (pohon yang amat baik). Secara umum Schmutterer menjelaskan, mimba dapat dimanfaatkan sebagai pencuci luka.
Ambil segenggam daun mimba, rebus hingga mendidih, kemudian saring dan dinginkan. Air rebusan kemudian digunakan untuk mencuci luka baru, luka memar atau luka gores.
Namun, sebagaimana penggunaan herbal pada umumnya, sebaiknya dicobakan sedikit demi sedikit dan lihat bagaimana respon tubuh. (jie)