Vitamin C adalah vitamin esensial, yang artinya tidak bisa diproduksi tubuh namun berperan penting untuk menunjang kesehatan secara umum.
Vitamin C merupakan golongan vitamin yang larut air. Banyak ditemukan pada buah dan sayur. Rekomendasi harian konsumsi vitamin C adalah 75 mg (wanita) dan 90 mg (pria).
Walau sebagian besar dokter menyarankan untuk mengonsumsi vitamin C dari buah/sayur, banyak orang yang memilih mengonsumsi suplemen vitamin C.
Selain sebagai peningkat daya tahan tubuh, berikut ini 5 bukti penelitian tentang manfaat konsumsi suplemen vitamin C:
1. Antioksidan kuat yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang bisa menambah daya tahan tubuh. Antioksidan merupakan molekul yang meningkatkan sistem imun. Caranya dengan melindungi sel-sel dari molekul lain yang berbahaya – disebut radikal bebas.
Saat radikal bebas menumpuk akan memicu reaksi stres oksidasi. International Journal of Biomedical Science 2008 menyatakan, stres oksidasi berkaitan dengan munculnya berbagai penyakit kronis, seperti kanker, rheumatoid arthritis, penyakit pembuluh darah, katarak, penurunan fungsi saraf, dll.
Studi yang dimuat di Journal of the American College of Nutrition 2003 menyatakan konsumsi lebih banyak vitamin C akan meningkatkan kadar antioksidan dalam darah hingga 30%. Ini membantu daya tahan tubuh memerangi reaksi peradangan radikal bebas.
2. Membantu melawan hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah risiko tinggi penyakit jantung dan stroke, yang bisa berujung pada kematian.
Riset menyatakan bahwa vitamin C bisa menurunkan tekanan darah baik pada mereka yang terdiagnosa hipertensi atau tidak.
Analisa dari 29 penelitian menemukan bahwa rutin konsumsi suplemen vitamin C, mengurangi tekanan darah sistolik (saat jantung kontraksi) hingga 3,84 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung relaksasi) hingga 1,48 mmHg pada dewasa sehat.
Sementara pada mereka dengan hipertensi, suplementasi vitamin C mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 4,85 mmHg dan 1,97 mmHg.
3. Melawan faktor risiko penyakit jantung
Banyak hal yang meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk hipertensi, kadar LDL (kolesterol jahat) tinggi, dan level HDL (kolesterol baik) rendah.
Vitamin C bisa mengurangi faktor risiko penyakit jantung tersebut. Misalnya, dalam analisa dari 9 penelitian yang melibatkan 293.172 partisipan, ditemukan setelah 10 tahun, mereka yang mengonsumsi setidaknya 700 mg/hari vitamin C memiliki penurunan risiko penyakit jantung hingga 25%.
Penelitian lain menyatakan konsumsi minimal 500 mg/hari vitamin C berpengaruh pada risiko penyakit jantung yang berasal dari kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Riset tersebut melihat terjadi penurunan kolesterol jahat sekitar 7,9 mg/dl dan trigliserida hingga 20,1 mg/dl.
4. Mengurangi kadar asam urat dalam darah
Penyakit gout adalah salah satu jenis peradangan sendi (arthritis) yang kerap dialami oleh orang dewasa. Peradangan terjadi di sendi-sendi jari (biasanya pada jempol kaki), menyebabkan nyeri yang luar biasa.
Gejala penyakit gout – atau biasa disebut asam urat- terjadi bila kadar asam urat dalam darah sangat tinggi. Asam urat adalah produk sisa metabolisme tubuh. Dalam jumlah banyak, asam urat akan mengkristal dan mengakibatkan peradangan.
Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin C mampu mengurangi kadar asam urat dalam darah, dan sebagai hasilnya, memberi perlindungan dari penyakit gout.
Riset pada 1.387 pria menemukan, mereka yang kerap mengonsumsi vitamin C signifikan memiliki kadar asam urat lebih rendah, dibanding yang hanya sesekali.
Penelitian lain melibatkan 46.994 pria sehat selama 20 tahun. Terlihat partisipan yang rutin mengonsumsi vitamin C mendapatkan pengurangan risiko penyakit gout 44%.
5. Membantu mencegah defisiensi zat besi
Besi adalah zat gizi mikro yang sangat penting bagi tubuh. Terlibat dalam pembuatan sel darah merah dan mengangkutan oksigen ke seluruh tubuh.
Konsumsi vitamin C bermanfaat meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C membantu merubah besi yang awalnya sulit diserap ke dalam bentuk yang lebih mudah diserap tubuh.
Hal ini penting terutama bagi mereka yang menerapkan gaya hidup vegetarian, di mana daging adalah sumber zat besi terbanyak.
Konsumsi 100 mg vitamin C akan meningkatkan penyerapan zat besi hingga 67%. Sehingga vitamin C bisa membantu mencegah anemia defisiensi besi. (jie)
Baca juga : Anda Punya Masalah Lambung? Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Vitamin C