Acne scar atau bopeng bekas jerawat bisa sangat mengganggu rasa percaya diri. Terlebih bila bkas luka tampak seperti cekungan atau lekukan, membuat permukaan kulit jadi tidak rata. Mengapa bisa terjadi bopeng?
Dijelaskan oleh dr. Almond Wibowo, M.Biomed, AAM pendiri Privee Clinic, Jakarta, kulit kita terdiri dari dua lapisan utama. Lapisan atas yang disebut dermis, dan lapisan di bawahnya yang disebut epidermis. “Kalau luka cuma di permukaan, tidak akan ada bekas. Tapi kalau sampai ke lapisan dermis, pasti akan terbentuk bekas luka. Apalagi kalau sampai mengenai stem cell kulit, karena tidak ada yang memproduksi sel kulit baru. Akibatnya terjadi scar atau bopeng,” paparnya.
Jerawat bisa terjadi akibat adanya penumpukan bakteri dan kotoran di kelenjar minyak. “Kelenjar minyak ada di lapisan kulit kedua. Kalau bakteri sampai mnimbulkan jerawat di sana, tandanya itu jerawat kalau dipegang keras, dia akan jadi scar,” terang dr. Almond, dalam diskusi media di Privee Clinic (3/12).
Kombinasi Skin Booster dan Laser Thulium
Bopeng bekas jerawat tidak akan hilang sendiri; perlu perawatan khusus. Salah satunya dengan terapi laser. Pada dasarnya, laser bekerja dengan membuat lubang pada lapisan kulit untuk merangsang pertumbuhan kolagen. Begitu kolagen sudah terbentuk, lubang-lubang tadi akan merapat dan cekungan atau bopeng pun akan terisi, sehingga permukaan kulit kembali rata.
Terapi laser cukup efektif, tapi ada downtime sekitar satu minggu setelah terapi. Downtime adalah periode pemulihan sebelum tumbuh sel-sel baru yang sehat. Selama periode ini kulit menjadi sensitif, kering, kemerahan, dan mengelupas.
“Saya cari laser yang hanya menciptakan rongga di kulit bagian tengah, tapi tidak melukai permukaan kulit,” ujar dr. Almond. Pilihannya jatuh pada laser Thulium, dengan periode downtime hanya satu hari saja. Selanjutnya, pada rongga tadi diisi dengan skin booster Restylane dari Galderma. Pada laser biasa, kombinasi ini tidak bisa dilakukan karena lubang yang terbentuk dari laser dalam, sehingga bila skin booster yang disuntikkan akan terbuang percuma.
dr. Almond Wibowo, M.Biomed, AAM / Foto: Hanida (OTC Digest)
Terapi kombinasi laser Thulium dengan skin booster memberikan manfaat ganda. Butuh waktu bagi terapi laser untuk menampakkan hasil yang nyata, dan butuh pengulangan hingga 5-6 kali terapi. “Jadi hasil dari laser itu long term. Nah agar setelah terapi kelihatan efeknya, saya kombinasi dengan skin booster dari Restylane. Jadi respons cepatnya dapat, efek permanennya juga dapat,” jelas dr. Almond.
Skin booster Restylane memiliki zat aktif hyaluronic acid (HA). Ketika disuntikkan ke kulit, HA akan menarik air dan menahannya, sehingga kulit lebih lembap. “Umumnya, HA hanya bertahan empat hari di kulit. HA milik Restylane bentuknya lebih padat, sehingga lebih lama dan bisa bertahan selama sembilan bulan,” terang dr. Almond.
Efek positif lainnya, karena bertahan lama, HA juga akan merangsang pembentukan kolagen baru setelah satu bulan. Dalam dua tiga bulan, pembentukan kolagen maksimal. “Karena itu saya biasanya minta pasien evaluasi dulu dalam tua tiga bulan. Kalau masih kurang, baru kita tambah lagi,” ujarmya.
Apakah tidak cukup hanya suntik skin booster saja, tanpa laser? “Kalau cuma skin booster, saya hanya menyuntikkan kolagen baru. Tapi kulit dan kolagen yang lama masih ada, jadi hasilnya tidak akan maksimal. Kalau dikombinasi dengan laser, lapisan kulit dan kolagen yang rusak kita buang dulu, lalu digantikan dengan sel-sel baru yang sehat,” tutur dr. Almond.
Mencegah Bopeng Bekas Jerawat
‘Golden period’ jerawat adalah tiga hari. “Kalau jerawat tidak selesai dalam tiga hari meski sudah diobati, dia akan membesar dan jatuh ke dalam. Nah begitu sampai di kulit bagian bawah, jadi bopeng bekas jerawat,” ucap dr. Almond.
Sebaiknya, segeralah ke klinik kulit bila jerawat tak kunjung sembuh. “Di klinik, dokter akan mengobati supaya jerawat tidak tambah besar dan akhirnya jadi bopeng,” lanjutnya.
Perawatan di klinik tidak melulu melibatkan perawatan yang heboh seperti laser dan sebagainya. Dokter bisa jadi hanya memberikan krim yang bersifat menenangkan sehingga radang berkurang. Ini akan membantu mempercepat penyembuhan jerawat.
Hindari kebiasan buruk memencet atau mengorek-ngorek jerawat. Memencet jerawat secara sembarangan akan menambah peradangan pada jerawat, dan berpotensi menimbulkan luka yang lebih dalam. Akibatnya, timbul bopeng bekas jerawat. Makin besar dan makin parah jerawat, risiko terjadinya bopeng makin besar bila jerawat dipencet-pencet.
Perawatan jerawat di klinik bisa jadi melibatkan pemencetan jerawat. “Tapi sampai batas mana memencetnya, dokter tahu, supaya mengurangi risiko bopeng,” ucap dr. Almond.
Jerawat ukuran kecil lebih aman dipencet karena basanya luka masuh di permukaan, blum sampai lapisan kulit dalam. Tapi bila kita melakukannya sendiri, bisa jadi ada nanah dan bakteri yang tertinggal. “Kalau ada yang tertinggal, jerawat bisa pindah k tempat lain atau malah makin besar di tempat itu karena kita menambah proses radang. Jadi, tetap harus dokter yang mengerjakan,” imbuh dr. Almond.
Jadi, jangan suka jahil pencet-pencet jerawat, ya. Lebih baik pakai krim antijerawat, dan pastinya jaga selalu kebersihan wajah. Kalau tidak sembuh dalam tiga hari, atau sudah telanjur ada bopeng bekas jerawat, berkonsultasilah ke klinik kulit terpercaya. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Image by freepik