Sebuah riset terbaru di Indonesia menunjukkan data bila bidan mengalami tekanan mental, terutama gangguan kecemasan dan depresi selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Bidan berperan penting dalam mendampingi perempuan Indonesia sejak masa pra kehamilan hingga pascapersalinan. Tugas utama bidan seperti memantau kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil, membantu merencanakan proses kelahiran, mendampingi persalinan normal, dll.
Laporan PBB tahun 2020 menyatakan selama pandemi para ibu cenderung mengandalkan bidan sebagai sumber dukungan emosional selama masa persalinan, karena keterbatasan pengunjung di klinik atau rumah sakit. Banyak negara melaporkan peningkatan jumlah layanan rumah yang dilakukan bidan, termasuk untuk imunisasi anak.
Ratih Ibrahim, M.M, Psikolog Klinis dan Founder & Direktur Personal Growth - Counseling & People Development, menjelaskan pandemi membuat lingkungan pekerjaan bidan menjadi lebih riskan daripada sebelumnya. Risiko bidan terpapar virus juga sangatlah besar.
Belum lagi para bidan juga memiliki keluarga di rumah, hal ini tentunya menambah beban pikiran mereka setiap harinya. Tidak hanya itu, bidan juga dituntut untuk mampu menjadi sumber dukungan emosional ibu saat menjalani proses persalinan. Berbagai hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan mental para bidan.
“Dalam studi kualitatif awal yang kami lakukan, lewat wawancara mendalam pada bidan-bidan di berbagai daerah di Indonesia, ditemukan bahwa 40% bidan megalami kecemasan selama masa pandemi ini, lainnya juga mengalami berbagai pengalaman negatif, seperti rasa takut, marah, sedih hingga stres,” terang Ratih.
Sebelumnya, penelitian di FKUI (2020) pada tenaga kesehatan (termasuk bidan) menyatakan bidan yang menangani pasien COVID-19 berisiko dua kali lebih besar mengalami kelelahan emosi dibandingkan mereka yang tidak menangani pasien COVID-19.
Pada riset terbaru ini, Personal Growth ini melakukan survei pada Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan swasta (BPS) di berbagai daerah di Indonesia di bulan Oktober – November 2020. Studi ini menemukan sebanyak 29% atau 123 bidan mengalami gejala kecemasan, stres (10%, N=42) dan depresi (15%, N=62) ringan hingga parah.
Sebanyak 32% responden mengalami kecemasan disfungsional terkait kondisi pandemi. Ini mengindikasikan bidan mengalami kecemasan yang intens hingga mengganggu fungsi dan keseharian hidup mereka.
Gracia Ivonika, MPsi, salah satu penulis studi tersebut menyebutkan, kemampuan adaptasi terhadap stres kerja juga adalah faktor yang paling kuat berhubungan dengan kondisi kesehatan mental bidan. Sayangnya, kemampuan adaptasi bidan terhadap stres pekerjaan masih cukup rendah.
“Sebesar 54% responden dilaporkan memiliki skor dibawah rata-rata pada kemampuan beradaptasi terhadap stres pekerjaan ini. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang serba tidak pasti. Protokol kesehatan dan prosedur pelayanan terus berubah-ubah hingga pola dan cara kerja yang baru juga dapat memicu kelelahan dan stres,” urai Gracia.
Dukungan untuk bidan
Temuan ini menunjukkan bahwa para bidan membutuhkan dukungan untuk dapat memelihara kesehatan mentalnya lebih baik, juga bekerja secara produktif.
Empat hal berikut merupakan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dipelajari dan dilatih oleh para bidan:
1. Growth mindset
Growth mindset merupakan pola pikir yang mengarahkan individu pada pengembangan diri melalui belajar dan resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit).
Belajar beradaptasi dengan baik merupakan salah satu bentuk dari growth mindset, yang menjadi faktor protektif dari berbagai masalah kesehatan mental.
2. Regulasi emosi
Beberapa jenis emosi dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang bisa dialami setiap orang, seperti rasa sedih, terkejut, kecewa hingga marah. Penting untuk bisa mengelola emosi-emosi negatif tersebut.
Regulasi emosi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengelola emosi secara tepat demi mencapai keseimbangan emosional.
3. Manajemen stres
Banyak bidan yang masih kesulitan untuk tetap tenang saat menghadapi kondisi yang rumit atau beban pekerjaan yang semakin berat selama pandemi COVID-19.
Melalui teknik manajemen stres, bidan bisa mengidentifikasi sumber stres yang dialami dan menggunakan strategi koping yang berfokus pada sumber emosi dan/atau masalah yang dihadapi.
4. Perencanaan konkret (planning)
Kemampuan beradaptasi dalam situasi krisis dan situasi yang penuh ketidakpastian berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental bidan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membuat perencanaan yang tepat dan efektif.
Menggunakan perspektif SMART (specific, measurable, achievable, relevant, dan time-framed), para bidan dapat menyusun prioritas berdasarkan perubahan kondisi saat ini secara realistis dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta mengantisipasi kemungkinan hambatan atau tantangan. (jie)