Penyandang lupus eritematosus (LE) memerlukan diet seimbang seperti orang lain. Belum bisa dikatakan dengan tegas bahwa makanan tertentu akan memperburuk LE. Namun, ada beberapa makanan yang ditengarai bisa memperberat LE.
Salah satunya daging merah. “Daging merah dianggap dapat memicu sitokin proinflamasi dalam tubuh sehingga timbul peradangan. Memang tidak bisa dihubungkan langsung dengan perburukan atau kekambuhan lupus. Namun ada baiknya semua faktor yang bisa memperberat lupus, dihindari,” papar Dr. dr. Windy Keumala Budianti, Sp.KK, dari FKUI/RSCM, Jakarta.
Pertimbangan lain, lupus maupun pengobatan lupus bisa mengganggu profil kolesterol. Hal ini akan makin buruk dengan konsumsi tinggi daging merah, yang cenderung berlemak. Sedangkan, beberapa obat penurun kolesterol bisa merugikan penyandang LE karena memicu fotosensitivitas pada kulit. Ada baiknya mempertimbangkan diet rendah daging merah.
Bahan pangan lain yang perlu diperhatikan yakni gluten. Meski belum dibuktikan melalui penelitian bahwa gluten bisa memicu kekambuhan atau progresivitas lupus, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI termasuk yang percaya bahwa diet bebas gluten menguntungkan bagi pasien LE.
“Gluten merusak dinging usus sehingga timbul kebocoran usus atau leaky gut. Ini menyebabkan toksin dan patogen lebih mudah masuk ke aliran darah dan memicu peradangan,” jelas Guru Besar FKUI ini. Berdasarkan pengamatannya, pasiennya yang menjalankan diet bebas gluten menunjukkan perbaikan yang nyata. “Meski ‘hanya’ LE kutan, saya menyarankan agar pasien mengurangi konsumsi gluten,” imbuhnya.
Terkait kebocoran usus, Prof. Iris kerap menyarankan konsumsi probiotik kepada pasiennya. Keseimbangan bakteri di usus akan menciptakan ekosistem usus yang sehat dan memperbaiki dinding usus. Menurut penelitian, probiotik juga membantu menurunkan peradangan dalam tubuh.
Prof. Iris juga menekankan perlunya pasien menghindari makanan dengan 3P: pewarna, pengawet, dan penyedap. Secara umum, bahan-bahan ini memang perlu dibatasi konsumsinya oleh semua orang. Terlebih oleh pasien lupus, karena bisa memicu berbagai efek yang tidak menguntungkan.
Perawatan secara umum
“Pada dasarnya, sistem imun pasien lupus tidak seimbang dan kacau. Apapun yang bisa memicu sistem imun menjadi aktif, harus dihindari. Termasuk infeksi,” tegas Dr.dr. Windy. Infeksi yang tampak ringan seperti selesma, batuk, dan keputihan, tidak boleh disepelekan. Periksalah ke dokter gigi minimal enam bulan sekali, “Kalau ada gigi berlubang, harus segera diatasi.”
Ia selalu menyarankan pasiennya untuk membuat catatan. “Saya minta mereka menuliskan segala sesuatu yang tidak biasa di kehidupan mereka. Misalnya saat ke luar kota. Catatlah bagaimana kondisi cuaca di sana, apa saja yang dimakan, dan bagaimana pengaruh perubahan-perubahan tersebut terhadap kondisi tubuh mereka,” tuturnya. Upayakan jangan sampai terlalu capek, dan belajar mengelola stres. Kelelahan dan stres merupakan pemicu kekambuhan lupus.
Penyandang lupuslah yang paling memahami, kondisi apa saja yang membuat nyaman, dan apa yang membuat penyakit kambuh. “Dokter dan pasien itu mitra dalam penanganan lupus,” tandas Dr. dr. Windy. (nid)
____________________________________________