Minuman keras, pada beberapa kebudayaan dianggap sebagai simbol kedewasaan. Alkohol yang biasa diminum adalah etil alkohol atau etanol. Dibuat melalui proses fermentasi dari madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Minuman ini di negara barat diperuntukkan bagi yang berusia >18 tahun. Harganyapun tidak murah.
Ada yang harganya murah, yaitu minuman keras (miras) oplosan. Sama-sama terbuat dari alkohol, namun alkoholnya berbeda. Banyak tersangka pengoplos minuman keras yang tertangkap polisi menyatakan, miras oplosan terbuat dari alkohol murni dicampur air mentah, ditambah zat pewarna makanan dan minuman suplemen untuk penambah rasa.
Konsumen yang ingin mendapat efek lebih, mencampur lagi minuman tersebut dengan obat-obatan tertentu. Malah, ada yang mencampurnya dengan obat nyamuk cair. Menurut dr. Eka Viora, Sp.KJ, dari bagian Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, miras oplosan terbuat dari metyl alkohol atau metanol yang biasa dipakai untuk bahan industri sebagai pelarut, pembersih dan penghapus cat. Metanol dapat mengakibatkan kematian, apalagi bila dicampur dengan berbagai bahan lain yang tidak jelas.
“Metanol bila dicerna tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin beracun. Dapat merusak jaringan saraf pusat, otak, pencernaan, kebutaan, hingga kematian,” ujar dr. Eka.
Peminum alkohol, menurut dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dapat dibedakan menjadi pengguna dan pecandu. Pengguna biasanya minum alkohol sebatas perlu, misal untuk menghangatkan badan.
“Dia tahu dan dapat mengukur, seberapa alkohol yang bisa diminum. Dia sangat peduli kesehatan. Pecandu alkohol cenderung tidak mau diatur. Tidak peduli kesehatan atau kematian. Yang penting, hari ini bisa mabuk,” kata dr. Danardi.
Alkohol mengandung zat adiktif. Pengguna bisa menjadi pecandu karena untuk merasakan efek yang sama, alkohol yang diminum dosisnya harus lebih banyak. Bila sudah kecanduan, minuman keras oplosan yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya dan dapat merusak kesehatan pun dikonsumsi.
Jangankan miras oplosan, miras “asli” pun bila dininum berlebihan,dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti pembengkakan hati. Dalam jangka panjang, minum alkohol dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, khususnya lambung. Terjadi erosi sampai tukak (luka) usus, menyebabkan perubahan struktur dalam usus, sampai berubah menjadi sel ganas (kanker).
Peminum alkohol kronis juga rawan mengalami tulang keropos (osteoporosis), impotensi dan infertilitas. Pada wanita, alkohol bisa menjadi faktor risiko terjadi kanker payudara, gangguan psikologis (depresi, cemas), konsekuensi sosial yang merugikan misalnya kehilangan pekerjaan. (jie)