manfaat petai dari penurun gula sampai pembersih darah

Manfaat Di Balik Bau Petai Yang Menyengat : Dari Penurun Gula Sampai Pembersih Darah

Siapa yang tidak kenal dengan petai. Baik direbus, goreng, bakar atau dimakan mentah sensasi makan petai bagi pecintanya sangat tak tergantikan. Ternyata di balik bau dan rasanya yang menyengat, petai bermanfaat menurunkan gula darah dan pembersih darah.

Petai (Parkia speciosa) tergolong makanan eksotis yang hanya ada di Asia Tenggara. Bau petai disebabkan kandungan sulfurnya yang tinggi. Namun, di balik bau tersebut terkandung beragam manfaat bagi kesehatan.

Dalam 100 gram petai mengandung 6-27 gram protein, 13,2 – 52,9 gram karbohidrat, 1,7-2 gram serat. Kaya vitamin C (19,3 mg), vitamin E (4,15 mg) dan B1 (0,28 mg). Tanaman ini terdeteksi mengandung zat besi, fosfor, potasium, magnesium, zinc dan tembaga.

Antioksidan potensial

Riset ilmiah mendapati tanaman ini juga memiliki senyawa kimia tumbuhan jenis terpenoid, seperti β-sitosterol, stigmaterol, lupeol dan squalene. Yang mana lupeol adalah antioksidan. Zat ini berperan sebagai antikarsinogenik dan anti-inflamasi.

Antioksidan petai juga bersifat gastroprotective atau melindungi saluran pencernaan. Sebuah studi oleh Rahmi Al Batran, dkk, tahun 2013 melihat efek petai yang disuntikkan pada lambung tikus. Analisa menunjukkan ada peningkatan signifikan antioxidant defense enzymes glutathione (GSH) dan superoxide dismutase (SOD) di dinding lambung.

SOD adalah enzim yang membantu menghancukan molekul oksigen yang membahayakan sel – berpotensi merusak organ. Sementara GSH diperlukan sel untuk mempertahankan keutuhan sel melawan inflamasi akibat serangan radikal bebas atau stres oksidasi.  

Penurun gula darah

Penelitian tahun 2008 di University College of Medical Sciences, Malaysia, menunjukkan petai signifikan menurunkan gula darah pada tikus. Hewan coba diberikan empat macam dosis ekstrak petai dalam bentuk chloroform (50, 100, 200 dan 400 mg/kg berat badan) dan glibenclamide (obat penurun gula darah) sebagai kontrol.

Penurunan gula darah terlihat dalam 2 jam setelah pemberian ekstrak chloroform dan bertahan dalam 24 jam. Hasilnya didapati bahwa dosis tertinggi (400 mg/kg berat badan) memberikan efek penurunan glukosa (hipoglikemik) yang paling signifikan.

Namun, diakui masih kalah dari efek hipoglikemik oleh glibenclamide. Tim peneliti menduga β-sitosterol dan stigmaterol  adalah senyawa yang bertanggungjawab pada efek hipoglikemi tersebut.

Meningkatkan kinerja otak

Kandungan kalium dalam petai dapat membantu mempercepat kinerja otak, membuatnya lebih waspada. Selain itu, tingginya potasium pada petai bisa membuat otak bekerja lebih baik (lebih fokus).

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 200 siswa di Twickenham, Inggris menunjukkan bahwa mereka bisa mengerjakan soal ujian lebih baik. Para siswa juga lebih berkonsentrasi saat ujian. Efek tersebut didapat setelah makan petai saat sarapan dan makan siang, juga sebagai camilan.

Pembersih darah

Mendiang Prof. Hembing Wijayakusuma menuliskan bahwa petai memiliki manfaat lain sebagai pembersih darah. Menurutnya mengonsumsi petai rebus akan membersihkan sistem pencernaan dan darah dari berbagai racun, granula dan kolesterol.

Bau pesing yang kuat setelah mengonsumsi petai menandakan tubuh sedang mendetoks racun-racun kemudian dibuang lewat urin.  Dalam buku Terapi Pete (karangan Bambang Subaktyo) terapi pete dilakukan dengan dua cara yakni makan petai rebus dan minum rebusan kulit petai.

Terapi dilakukan selama 2 minggu. Jumlah yang dikonsumsi adalah 2 lanjar (papan) per hari, terbagi 1 lanjar pada siang hari dan 1 lanjar saat malam hari.

Panaskan 200 ml air dalam panci aluminium / stainless steel, setelah mendidih masukkan potongan petai yang masih di dalam kulitnya. Petai hanya dimasak 1-2 menit. Petai rebus disantap bersama dengan makanan utama, sementara air rebusan dapat diminum kapan saja.  

Bambang Subaktyo menuliskan dalam 4 hari pertama urin akan berbau pesing, demikian juga bau keringat akan lebih kuat. Namun pada hari ke 5 urin tidak akan berbau lagi. (jie)

Menghilangkan bau tak sedap

Mengonsumsi petai walau bermanfaat, akan menyisakan bau yang bisa mengganggu orang lain. Berikut beberapa tips menghilangkan bau mulut akibat petai :

  1. Sikat gigi. Menyikat gigi sesaat setelah menyantap petai adalah cara yang paling gampang untuk mengatasi bau mulut. Sisa makanan dalam mulut akan meninggalkan baunya, semakin lama sisa makanan itu berada bau mulut akan semakin tajam karena terjadi proses pembusukan.
  2. Berkumur menggunakan mouthwash. Kadang sikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan sisa makanan. Berkumur dengan mouthwash secara saintifik terbukti membantu membersihkan mulut, dan memberi bau napas yang lebih segar.
  3. Minum kopi. Untuk menetralkan atau menyamarkan bau petai, salah satu caranya adalah minum kopi pahit. Cara lain adalah ambil satu sendok teh kopi bubuk, langsung berkumur menggunakan kopi tesebut.
  4. Menguyah mentimun juga dapat membantu menyamarkan bau tak sedap setelah menyantap petai. (jie)