Kanker serviks atau leher rahim adalah kanker pembunuh ketiga terbanyak pada perempuan (setelah payudara dan kolorektal). Padahal kanker ini dapat dicegah dan dihindari. Salah satunya dengan tidak melakukan hubungan seks sebelum waktunya.
Menurut data GLOBOCAN (IARC/ International Agency for Research on Cancer) 2012 sebanyak 26 wanita meninggal per hari akibat kanker serviks. Dan terjadi 58 kasus baru kanker servik per hari. Sementara kasus di Indonesia, “Sekitar 1 : 1000 perempuan menderita kanker serviks. Rata-rata meninggal dalam 3 tahun,” papar Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG (K), Ketua Umum Himpunan Onkologi & Ginekologi Indonesia.
Prof. Andri menambahkan, vaksinasi HPV (human papilloma virus) sangat efektif untuk mencegah kanker serviks. Namun vaksinasi HPV hanya efektif pada mereka yang belum pernah melakukan hubungan seks; HPV ditularkan lewat hubungan seksual.
Faktanya, dalam British Jounal of Cancer 2009 dijabarkan bahwa rata-rata remaja usia 13 tahun ke atas sudah melakukan hubungan seks. Responden berjumlah 20.000 wanita dari delapan negara berkembang. Hubungan seksual di usia dini (remaja) meningkatkan risiko kanker serviks.
“Organ reproduksi wanita usia remaja belum berkembang sempurna. Ia lebih mudah lecet dan terinfeksi,” tambah dr. Venita, Kabid. Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia, pada acara Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) Luncurkan Kampanye Publik Berbasis Digital #CegahKankerServiks, di Jakarta (14/8/2017) lalu.
Ketika terjadi lesi (luka), HPV lebih mudah masuk dan menginfeksi jaringan kelamin yang akan berkembang menjadi kanker di kemudian hari. Selain itu, karakter HPV sendiri lebih mudah berkembang di jaringan yang masih muda.
Dalam riset yang sama dikatakan, selain risiko mengalami kanker serviks lebih besar, juga berisiko terkena penyakit seksual menular.
Lantas apa yang harus dilakukan sebagai pencegahan? Pada mereka yang sudah pernah melakukan hubungan seks, disarankan melakukan papsmear setahuh sekali, minimal 3 tahun sekali.
“Sekarang papsmear dijamin BPJS, jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak papsmear. Sedangkan vaksinasi HPV tetap dapat dilakukan pada yang sudah melakukan hubungan seks, walau efektivitasnya tidak sebagus pada yang belum pernah berhubungan seks,” tegas dr. Venita. (jie)