Banyak yang gagal melakukan diet. “Padahal, semua sudah dilakukan sesuai petunjuk. Tapi, berat badan tidak juga turun,” ujar seorang ibu berusia 40-an tahun. Ada yang berhasil menurunkan berat badan, tapi kemudian naik lagi. “Jadi bingung,” kata ibu lain yang pernah mencoba beberapa program diet.
Ahli gizi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Rahadyana Muslichah, S.Gz, sering mendengar keluhan seperti itu. Banyak yang melakukan diet tanpa arahan dan konsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi medik. “Diet perlu memperhatikan kondisi tubuh seseorang, tidak bisa disamaratakan,” katanya beberapa waktu lalu.
Diet A mungkin berhasil menurunkan berat badan, sesuai dengan yang diinginkan. B yang menjalani diet yang sama, belum tentu berhasil. Kita sebaiknya tidak mengikuti begitu saja program diet yang sedang ngetren atau popular, karena program diet sebenarnya bersifat personal; sesuai kondisi masing-masing orang.
“Rekomendasi diet direkomendasikan khusus untuk individu tertentu, dengan tetap memperhatikan gizi seimbang,” papar dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM itu. “Program diet harus aman, tidak sampai mengganggu fungsi tubuh dan yang bersangkutan tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.”
Dengan konsultasi dan bimbingan tenaga profesional, program diet dapat mencapai hasil maksimal. Diet bukan semata menurunkan berat badan. Diet perlu mempertimbangkan komposisi tubuh dan persentase lemak serta otot. Perlu ditelusur, apa yang membuat berat badan berlebih. Bagaimana pola makan dan aktivitas harian, termasuk jenis olahraganya.
Program diet perlu disesuaikan dengan anggaran. Menu diet bisa berbeda sesuai dana yang ada, namun tetap dalam koridor kecukupan gizi dan asupan energi. Program diet disusun untuk jangka panjang. “Penurunan berat badan cukup 0,5 – 1 kilogram per minggu,” ujar Rahadyana.
Kata kunci diet: mengubah pola makan dan aktivitas
Menu diet harus mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, hanya porsi yang dikurangi atau diganti dengan yang lebih sehat. Protein hewani (seperti daging sapi) diganti ikan, ayam atau telur. Batasi konsumsi gula, garam, minyak (gorengan) dan lemak. Beras putih selang seling dengan beras merah. Sayur dan buah sebagai sumber vitamin, mineral dan tinggi serat diperbanyak.
Olahraga wajib. Olahraga aerobik (memicu denyut jantung) seperti jalan cepat, jogging, renang, bersepeda atau sepeda statis. Renang dan sepeda statis bagus untuk yang obesitas, karena bisa meredam berat badan. Selingi dengan olahraga untuk memperkuat otot: angkat beban, sit up, push up. Sekali olahraga 30 menit, 5 kali seminggu.
Kata kunci diet, kata Rahadyana, tak lain mengubah pola makan dan aktivitas. Ukuran baju (baca: diet) disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. (sur)