Seperti apa sih penampakan Anisakis simplex (Anisakis sp), cacing yang ramai diberitakan ada dalam ikan makarel kaleng? Dilansir dari berbagai sumber, Anisakis sp tampak seperti nematode pada umumnya: seperti cacing dengan bentuk tubuh bulat, tanpa segmen. Dari berbagai gambar, biasanya cacing ini berwarna putih. “Panjangnya sekitar 3 mm sampai 3 cm,” terang Guru Besar Bidang Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, kepada OTC Digest.
Perlu diketahui, Anisakis sp yang ditemukan dalam ikan (dan cumi-cumi) adalah bentuk larva tahap 3 (L3). Tampak bergelung melingkar seperti gulungan kabel. Pada fase dewasa dalam tubuh mamalia laut, cacing ini lebih panjang, tebal, dan kokoh. Tak lain agar bisa bertahan dalam lingkungan usus mamalia laut yang ‘keras’.
Baca juga: Anisakis Simplex pada Makarel Kaleng: Pengawasan Mutu Kurang Baik?
Prof. Ahmad Sulaeman menjelaskan, Anisakis sp tidak hanya menjangkiti ikan makarel, “Tapi juga ikan tuna, tongkol, hering, hingga cumi-cumi.” Ikan salmon yang biasa kita santap sebagai sashimi pun tak luput dari serangan parasit ini. Intinya, ia bisa menjangkiti ikan karnivora. “Prevalensi ikan-ikan tersebut terserang parasit cacing Anisakis sp sekitar 20%,” imbuh Prof. Ahmad Sulaeman.
Anisakis sp adalah nematoda parasit yang hidup di perairan asin (laut, samudra). Awalnya, telur yang belum ada embrio dilepaskan oleh Anisakis sp betina dewasa melalui feses mamalia laut, misalnya paus, lumba-lumba, hingga anjing laut. Begitu masuk ke air, telur-telur ini berkembang menjadi embrio, lalu terbentuklah larva tahap 1 (L1) di dalam telur. Larva kemudian menetas, menjadi larva tahap 2 (L2) dan berenang di air. Pada tahap inilah larva dimakan oleh krustasea (kelompok udang-udangan), dan berkembang menjadi L3.
(Siklus hidup Anisakis sp / Wikipedia.org)
Bila krustasea yang terinfeksi Anisakis sp ini dimakan oleh ikan karnivora, maka larva L3 pun akan menginfeksi ikan tersebut. Larva-larva ini bermigrasi dari usus ke jaringan dalam rongga perut, dan berkembang hingga panjangnya mencapai 3 cm. Bila kemudian ikan inangnya mati, larva akan bergerak ke jaringan otot. Maka jangan kaget bila cacing juga ditemukan pada daging ikan, bukan hanya di perutnya.
Baca juga: Ikan yang Mengandung Cacing bisa Dimakan, Asalkan...
Bila kemudian ikan ini dimakan oleh mamalia laut, maka L3 akan berkembang jadi cacing dewasa. Betina dewasa akan memproduksi telur, yang dilepaskan oleh mamalia laut melalui fesesnya, dan berulanglah siklus hidup Anisakis sp. Parasit ini juga bisa menyelesaikan siklus hidupnya pada saluran cerna hewan lain seperti hiu dan burung laut.
Apa yang terjadi bila kita tanpa sengaja memakan larva Anisakis sp hidup dari ikan yang kita konsumsi? Ternyata, jarang menimbulkan bahaya bagi kesehatan kita, meski bisa menimbulkan keluhan nyeri. Yang pasti, cacing ini tidak menyebabkan cacingan pada manusia. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: evaanaruiz / Instagram