skrining hipotiroid kongenital hak setiap bayi

Selamatkan Otak Si Kecil, Bayi Baru Lahir Wajib Skrining Hipotiroid

Skrining hipotiroid untuk bayi baru lahir adalah hak setiap anak. Bayi yang menderita hipotiroid (disebut hipotiroid kongenital) namun telat terdiagnosis berisiko besar menjadi anak dengan gangguan tumbuh kembang. Kecerdasannya di bawah rata-rata. 

Sebagai catatan, penyakit tiroid di kawasan Asia Pasifik – Indonesia termasuk di dalamnya- jauh lebih tinggi dari prevalensi global, yakni 11% populasi dewasa menderita hipotiroidisme, dibanding 2-4% secara global. 

“Skrining penyakit sangat penting, terutama pada populasi berisiko (bayi baru lahir, ibu hamil, orang dewasa dengan riwayat keluarga menderita kelainan tiroid, orang dengan penyakit autoimun tertentu dan lansia). Hipotiroid kongenital akan meningkatkan risiko kelainan bayi yang berakibat pada penurunan kecerdasan dan tumbuh kembang,” ujar Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD, di Jakarta, Selasa (5/11/2024). 

Kenapa skrining hipotiroid kongenital itu penting? “Save the brain (menyelamatkan otak),” tegas Prof. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA, Subsp. End, Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), dalam kesempatan yang sama. 

Hipotiroid kongenital dapat menyebabkan gangguan perkembangan mental dan fisik yang serius jika tidak terdeteksi sejak dini. “Kalau tidak diskrining berapa banyak anak yang IQ-nya di bawah 70 atau 80, dan ini derajatnya ada yang betul-betul parah sekali, ada yang parsial, tidak parah sekali tetapi dia tetap harus minum obat.”

“Otak itu nomor satu. Kalau tidak minum obat dia itu hank. Tanpa ada hormon tiroid ini semuanya jadi hank, karena hormon tiroid ini diperlukan untuk hantaran saraf. Jadi kalau anak hipotiroid, saya ngomong sekarang, ada tenggang waktu didengar oleh dia,” Prof. Aman menggambarkan. 

Dalam masa pertumbuhan hormon tiroid berperan dalam produksi dan pengeluran hormon pertumbuhan, termasuk merangsang pertumbuhan jaringan tubuh dan sistem saraf. Juga merangsang pertumbuhan dan metabolisme tulang.

Di otak, hormon tiroid mengatur migrasi sel otak, pembentuk lapisan korteks dan membedakan pembentukan sel neuron (sel pembawa informasi) dan sel glia (sel penunjang dan pelindung neuron).

Jika pembungkus saraf terganggu, perkembangan saraf terganggu. Gangguan bukan hanya di otak tapi di semua organ, termasuk kerja jantung, ginjal dan pendengaran terhambat.

Hampir tidak bergejala

Perlu diperhatikan gejala hipotiroid pada bayi baru lahir hampir tidak nampak, ini disebabkan kadar hormon tiroid bayi masih tinggi yang berasal dari ibu. Akan menjadi normal dalam 24 jam hingga satu minggu pertama pascakelahiran. 

Gejala muncul dalam waktu 2 minggu sampai 1 bulan setelah kelahiran. Macam gejala tergantung dari besarnya kekurangan hormon tiroid yang dialami bayi. 

Gejalanya antara lain keterlambatan motorik, konstipasi, aktivitas menurun, makroglosia (ukuran lidah lebih besar), hidung pesek, hernia umbilikalis (pusar menonjol/bodong), pucat sampai kulit kering. 

Namun yang paling awal terpengaruh adalah perkembangan mental anak (penurunan mental). Hambatan tumbuh kembang bayi mulai tampak nyata pada umur 3-6 bulan, dan gejala khas di atas menjadi lebih jelas. Perkembangan mental semakin terbelakang, terlambat duduk dan berdiri, serta tidak mampu belajar bicara.

Sayangnya jika sudah menunjukkan gejala klinis, biasanya sudah terjadi penurunan IQ. Ini mengapa, menurut Prof. Aman, skrining hipotiroid kongenital wajib diberikan untuk setiap bayi baru lahir. 

“Skrining (hipotiroid kongenital) adalah hak setiap bayi. Bayangkan, setiap satu bayi / anak itu ketika dia hipotiroid ia harus sekolah SLB,” imbuhnya. 

Skrining dilakukan dalam 48-72 jam pascakelahiran. Ini adalah “golden periode”. Dilakukan tes darah sederhana dan singkat untuk mengukur kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) dan hormon tiroid dalam darah (T3 dan T4). 

Darah (2-3 tetes) diambil dari tumit bayi, diteteskan ke atas kertas saring, kemudian diperiksakan ke laboratorium. Sebagai informasi, biaya tes di laboratorium pemerintah relatif murah, yakni <Rp 50 ribu.

Bila hasilnya positif, akan dilakukan tes konfirmasi di laboratorium terdekat untuk memastikan hasil (palsu/tidak). Bila hasil masih positif, akan diberikan terapi sesuai petunjuk dokter (spesialis anak konsultan endokrinologi).

Terapi dengan tablet hormon tiroid. Obat digerus, diminumkan dengan air atau ASI. Pemeriksaan kadar obat dilakukan teratur, sesuai jadwal. 

Hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir bisa bersifat transien (sementara). Terjadi bila beberapa bulan atau tahun sejak kelahiran, kelenjar tiroid mampu memroduksi hormon tiroidnya sendiri. Pengobatan hipotiroid kongenital/HK pun dihentikan. (jie)

Baca: Awas, Hipotirod Menurun dari Ibu ke Anak