Pengobatan Alzheimer | OTC Digest

Pengobatan Alzheimer

Pengobatan alzheimer tergantung pada penyebabnya. Beberapa kondisi dapat pulih namun kebanyakan tidak dapat pulih kembali seperti sedia kala. Meski demikian, proses kemunduran mental dapat ditunda dan dipertahankan pada kondisi optimal.

Terapi pada penderita alzheimer lebih ditujukan pada peningkatan daya ingat dan konsentrasi, untuk mengurangi gangguan psikologi seperti depresi, ansietas, agitasi, halusinasi dan insomnia. Juga untuk membantu memanfaatkan kemampuan yang masih ada seoptimal mungkin.

Penanganan penyakit alzheimer dilakukan melalui 2 pendekatan: farmakologi dan nonfarmakologi. Pendekatan farmakologi menggunakan obat-obatan, yang berfungsi memperbaiki dan mencegah kerusakan sel saraf lebih lanjut. Nonfarmakologi dilakukan tanpa menggunakan obat-obatan, bertujuan untuk mengatur tingkah laku dan gejala kognitif penderita.

Agar tidak bertambah parah

Di otak penderita alzheimer, tepatnya di luar dan dalam sel-sel saraf, terdapat penumpukan protein amiloid. Hal ini mengganggu fungsi-fungsi penting sel dan menghalangi komunikasi antarsel saraf. Akibatnya, sel-sel otak perlahan mati dan otak mengerut – tergantung tingkat keparahan.

Obat pada kasus alzheimer, antara lain penghambat kolinesterase yang berfungsi meningkatkan kadar asetilkolin seperti takrin, donepezil HCL, rivastigmine dan galantamin. Jenis penghambat kolinesterase umumnya digunakan untuk mengatasi alzheimer tingkat rendah hingga sedang.

Baca Juga: Kenapa Alzheimer Muncul

Untuk mengatasi alzheimer sedang hingga berat, biasanya diberikan antagonis reseptor NMDA seperti memantin, yang bekerja dengan memperbaiki proses sinyal glutamat. Biasa juga diberikan antioksidan selegelin, untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Merawat pasien

Salah satu aspek penting dalam penanganan alzheimer adalah merawat pasien. Walau tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Pemahaman yang cukup tentang penyakit ini, kesiapan mental dan motivasi untuk berbagi merupakan modal utama dalam merawat penderita.

Baca Juga: Alzheimer, Penyakit Lupa yang Berbahaya

Dalam merawat pasien, baik itu anggota keluarga atau tenaga yang diupah, harus punya pengetahuan yang memadai tentang demensia.

Mengoptimalkan kemampuan pasien

  • Daya ingat

1.   Buat catatan kecil, untuk membantu mengingat, seperti jadwal kegiatan atau daftar nomor telepon penting.

2.   Ajak pasien jalan-jalan pada siang hari, untuk mencegah pasien tersesat karena pasien lupa jalan ke kamar mandi.

3.   Pertahankan lingkungan yang familiar. Hal ini akan membantu pasien tetap memiliki orientasi. Pasang kalender yang besar, cahaya yang terang, atau jam dinding dengan angka-angka yang besar.

  • Inkontinensia urin (ngompol)

1.   Menjalani kegiatan mandi, buang air besar, buang air kecil secara rutin, untuk memberi rasa keteraturan pada pasien.

2.   Buat jadwal saat berkemih dan buang air besar.

3.   Berikan makanan dan minuman bergizi yang rendah lemak dan buah-buahan.

4.   Ajak pasien berolahraga sederhana, seperti berjalan setiap pagi dan latihan sederhana lainnya.

  • Sulit berkomunikasi

1.   Pasang alat bantu dengar pada penderita yang sudah mengalami ketulian.

2.   Usahakan berkomunikasi lebih sering. Komunikasi bukan hanya dengan berbicara, namun juga dengan menyentuh tangan atau bahunya untuk membantu memusatkan perhatian.

 

Modifikasi perilaku

1. Lakukan pendekatan dengan tenang dan lembut. Kekerasan, perintah, suara yang terlalu keras akan memperberat gangguan perilaku karena mereka merasa terancam dan ketakutan.

2. Bicara pelan-pelan,  gunakan kata-kata sederhana atau gunakan bahasa isyarat. Semakin berat demensia, semakin kurang bahasa yang bisa dipahami sehingga pasien sering menggunakan bahasa isyarat.

3. Selalu tersenyum. Lansia umumnya menjadi sangat sensitif ketika melihat ekspresi negatif dari orang di sekitarnya, dan bisa menyebabkan mereka kehilangan semangat dan pasif.

4. Berikan rasa aman dan nyaman. Gangguan kognitif membuat mereka tidak percaya diri dan tidak yakin akan ingatannya. Bila mereka melakukan hal yang baik, beri pujian. Jika mulai bertindak aneh atau terlihat bingung, tenangkan dengan mengatakan bahwa pasien telah melakukan pekerjaan yang hebat. Jangan lupa, ucapkan terimakasih jika pasien melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini akan membangun rasa percaya diri pasien.

5. Jangan memberi perintah. Makin berat demensia, pasien semakin tidak mampu  memutuskan apa yang harus dilakukan. Salah satu cara adalah membuat mereka berpikir bahwa pekerjaan tersebut, harus dilakukan atas keinginan dan inisiatif mereka sendiri.

6. Mengalihkan perhatian. Jika pasien berniat melakukan pekerjaan berbahaya seperti memasak atau menyetir, segera alihkan perhatian dengan memperlihatkan sebuah gambar, mengajak berjalan ke jendela untuk melihat-lihat pemandangan, atau berikan sesuatu yang mereka sukai.

7. Lakukan kegiatan rutin untuk mencegah disorientasi. Melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, dapat menghindarkan  pasien dari kecemasan atau kegelisahan.

8. Menambah aktivitas pada siang hari. Hal ini bisa membantu merangsang pikiran  pasien untuk tetap aktif. Juga akan mengurangi waktu tidur dan menghasilkan tidur yang lebih baik pada malam hari, sehingga mengurangi gejala insomnia.

8. Menghindari lingkungan yang terlalu merangsang. Pasien yang mulai mengalami gejala gelisah, cemas, cepat marah, atau suka mengkhayal akan menunjukkan pemburukan gangguan perilaku, jika lingkungan terlalu bising. (puj)