muncul varian baru virus covid-19 di inggris

Muncul Varian Baru Virus COVID-19 Di Inggris, Perlukah Khawatir?

Muncul varian baru virus COVID-19 di Inggris, ini membuat negara-negara di Eropa ekstra hati-hati. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, pada Sabtu (19/12/2020) menerapkan pembatasan tingkat empat, membatalkan pelonggaran aturan yang direncanakan selama periode Natal.

Irlandia, Jerman, Prancis, Italia, Belanda dan Belgia segera menghentikan penerbangannya ke Inggris sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Varian baru virus COVID-19 pertama kali terdeteksi pada September, pada November virus corona baru ini menyebabkan seperempat kasus di London. Kini mencapai hampir dua pertiga kasus pada pertengahan Desember 2020.

Dilansir dari BBC, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan bahwa tidak ada bukti bila varian baru ini lebih mematikan, atau akan bereaksi berbeda terhadap vaksin, tetapi terbukti hingga 70% lebih dapat menular.

Perlu dipahami bila virus secara alami akan bermutasi saat mereka menyebar di populasi. Strains atau varian baru virus COVID-19 sebenarnya telah terlihat sejak pertama kali pandemi ini merebak, awal tahun lalu.  

Hingga saat ini ada beberapa hal yang diketahui tentang situasi ini.

Apa yang perlu diwaspadai dari varian baru virus ini?

Pejabat kesehatan di Inggris dan Amerika Serikat mengatakan strains ini lebih mudah menginfeksi dibanding varian lain, tetapi tidak ada bukti bila lebih mematikan.

Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris, mengatakan bahwa virus tersebut “bergerak cepat dan menjadi varian dominan” menyebabkan lebih dari 60% kasus infeksi di London pada Desember 2020.

Para ahli mengkhawatirkan varian baru ini karena memiliki begitu banyak mutasi – hampir dua lusin – dan beberapa di antaranya bermutasi di protein paku (spike protein) yang digunakan virus untuk menempel dan menginfeksi sel sehat. Protein paku ini yang menjadi target vaksin saat ini.

"Saya khawatir tentang ini, pasti," tetapi terlalu dini untuk mengetahui betapa pentingnya hal ini pada akhirnya akan terbukti, kata Dr. Ravi Gupta, dari Universitas Cambridge di Inggris, dilansir dari AP News.

Bagaimana varian baru virus COVID-19 ini muncul ?

Virus kerap kali mengalami perubahan kecil materi genetik mereka melalui evolusi normal. Kekhawatiran terbesar adalah bila mutasi virus diakibatkan dari perubahan protein di permukaanya, menjadikan virus lebih gampang lolos dari obat atau daya tahan tubuh.

Trevor Bedford, ahli genetika di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle (AS) menulis, bukti yang muncul menunjukkan bila mutasi virus pada protein mulai terjadi pada virus COVID-19. “Kami telah melihat kemunculan dan penyebaran beberapa varian yang menunjukkan hal ini, dan beberapa menunjukkan resistensi terhadap perawatan antibodi,” ungkapnya.

Varian baru lain apa yang muncul?

Pada April lalu, peneliti di Swedia menemukan bila SARS-CoV-2 memiliki dua perubahan genetik yang tampaknya membuatnya dua kali lebih berbahaya. Sekitar 6000 kasus di dunia telah dilaporkan, terutama di Inggris dan Denmark.

Beberapa variasi juga muncul, dilaporkan beberapa orang mendapatkannya dari peternakan cerpelai di Denmark. Sementara varian baru di Afrika Selatan memiliki dua perubahan yang sudah terdeteksi sebelumnya.

Dr. Gupta menjelaskan varian baru di Inggris memiliki lebih dari dua perubahan, termasuk delapan di protein paku.

Apakah orang yang sembuh dari virus COVID-19 varian lama bisa terinfeksi lagi?

“Mungkin tidak,” ujar mantan Komisaris FDA, Scott Gottlieb.

Argument tersebut dikuatkan oleh Vivek Murthy, dokter bedah calon presiden terpilih AS Joe Biden. “Tidak ada alasan untuk percaya bahwa vaksin yang telah dikembangkan tidak akan efektif melawan virus ini juga,” katanya kepada NBC.

Beberapa ahli mencatat, vaksin menghasilkan respons yang luas oleh sistem kekebalan tubuh, lebih dari sekadar respons terhadap protein paku.

“Saya tidak khawatir” karena banyak perubahan dalam kode genetik yang diperlukan untuk membuat vaksin tidak efektif, bukan hanya satu atau dua mutasi,” tulis Trevor Bedford di Twitter. Tetapi vaksin mungkin perlu disesuaikan dari waktu ke waktu karena perubahan yang menumpuk, dan perubahan harus dipantau lebih detail, imbuhnya. (jie)